Sekarang sedang gencar sekali gerakan #lessplastic. Coba saja Observer lihat, biasanya di supermarket ada himbauan untuk membawa tas belanja sendiri. Saya sekarang sedang berusaha untuk mengurangi pemakaian plastik dengan membawa tumbler dan tas belanja parasut (walau sering juga lupa). Salah satu hal yang mengingatkan saya untuk mengurangi pemakaian plastik adalah satu berita yang saya tonton tentang binatang laut yang terjerat lehernya oleh sedotan plastik. Tahukah Observer bahwa sedotan dan botol plastik merupakan sampah yang paling banyak ditemukan di lautan.
[URIS id=6216]
Apalagi plastik memakan waktu yang amat lama untuk terurai. Penjelasan dari Jenifer Brandon, Phd, ilmuwan dari Scripps Institution of Oceanography, UC San Diego dan Applied Ocean Scientist, LLC memberikan estimasi bahwa 1 botol plastik baru akan terurai dalam waktu 100 tahun! Itu pun setelah melewati proses yang mengacaukan ekosistem di laut. Bagaimana itu terjadi ?
[URIS id=6220]
Botol plastik akan pecah menjadi serpihan-serpihan kecil akibat kondisi lingkungan dan cahaya matahari. Ini lah yang akan menjadi masalah , karena mikro plastic ini akan dimakan oleh plankton yang ada di laut, dan bisa mengakibatkan sumbatan di saluran pencernaan plankton. Padahal plankton memegang peranan yang cukup besar dalam ekosistem kelautan.
Bayangkan apa yang bisa terjadi 200 tahun kemudian?
Ini hanya akibat dari 1 botol plastik yang mungkin hanya Observer pakai dan gunakan selama 20 menit. Maka , bijaklah dalam menggunakan plastik. Apalagi sekarang banyak sekali barang-barang yang bisa digunakan sebagai pengganti barang-barang dari plastik.
Mulailah dari diri sendiri dan lingkungan di sekitar kita dahulu. Siapa lagi yang bisa menjaga bumi selain manusia .
