The Observer

A Happier Life in Alesha

“Rumah Multifungsi yang Affordable”

Sudah beberapa lama ibu saya yang berusia awal 70 tahun-an mengeluh mengenai rumah tinggalnya yang sekarang. Yang sering terdengar adalah beliau mengeluh rumah yang sekarang ditempati terlalu besar, jadinya beliau harus selalu punya ART untuk membantu mengurus rumah. Padahal kita tahu ya sulitnya mencari ART dan mempertahankan ART di jaman sekarang ini. Kemudian ibu juga mengeluh bahwa lingkungan di sekitar rumahnya sudah terlalu padat dan terlalu ramai. Untuk mobilisasi juga sulit karena jalanan Jakarta yang semakin macet. Ibu saya sudah lama menyerah untuk menyetir di jalanan Jakarta, padahal dahulu Ibu saya suka menyetir. Akibatnya, beliau berhenti mengajar piano di salah satu sekolah musik. “Cape di jalan”, begitu katanya.

Kami menawarkan opsi untuk tinggal bersama salah satu dari anaknya, tapi beliau tidak mau. Rasanya kurang bebas katanya. Sampai suatu hari, kakak saya datang dan bilang sepertinya dia punya solusi yang pas untuk ibu. Kemarin dia mengantar anaknya survey ke BSD City, karena tahun ini anaknya masuk kuliah di Binus University yang berlokasi di BSD City. Awalnya mereka mau cari tempat kost, tapi dipikir lagi oleh kakak saya biaya kost + biaya hidup kok jadi lumayan ya.

Pas kemarin kakak saya sempat lihat ke Cluster Alesha. Lokasinya enak, dekat dengan wilayah kampus , “ngga” terlalu jauh juga dari AEON MAL.

Dia bilang itu cluster-nya bagus banget. Tiap cluster terdiri dari beberapa blok rumah , 1 blok ada 8 rumah lah, terus di tengahnya ada kolam renang. Ukuran rumahnya juga pas, tidak terlalu besar, tapi tidak terlalu kecil. Masing-masing rumah punya 4 kamar. Desain rumahnya juga “cantikkkk” sekali. Jadi ini adalah hunian yang compact, tapi fancy dan mewah.

Ibu tampak tertarik dengan cerita kakak ini dan beliau langsung mengajak kami untuk melihat secara langsung.

Hari sabtu, saya, ibu, kakak dan keponakan saya pun bersama mengunjungi Cluster Alesha Kakak sebagai penunjuk jalan sudah hafal rute yang harus dilewati. Sepanjang jalan keponakan saya terus berkicau mengenai betapa kerennya Alesha. Wah nek, kalau nanti jadi pindah kesana aku ikut ya nemenin Nenek. Setiap sore aku mau berenang, aduh koleksi baju berenang harus ditambah dong. Malu nanti kalau foto di Instagram kok baju renang nya itu–itu aja. Eh, harus sewa floaties juga ah, biar fotonya makin keren. Belum pindah aja dia udah sibuk berkhayal kanan kiri.

Setelah melewati gate VANYA PARK (Main Cluster dari Cluster Alesha) kami melewati sebuah gedung yang cukup megah. Kakak menjelaskan bahwa itu adalah club house yang bisa digunakan oleh seluruh warga. Selain ada kolam renang, ada juga perpustakaan, ruang gym dan yoga, serta lounge yang bisa dipakai atau disewa kalau kita mau bikin acara khusus.

Alesha House
                                       Alesha House Vanya Park (1 blok ada 8 rumah) di tengahnya terdapat kolam renang

Ternyata di Cluster Vanya Park ini, ada danau buatan yang cantik, dengan jogging track yang asri mengelilingi danau. Di tepi danau tersebut berjejer deretan ruko sehingga suasana danau menjadi tidak terlalu sepi. Kembali keponakan saya berkicau, tuh Nek, enak nih sore-sore Nenek bisa jalan disini, nanti kita piknik-piknik cantik ya Nek, terus kita foto, langsung upload IG deh. Pasti nanti temen-temen aku envy liat feeds IG aku. Ibu saya cuma senyum-senyum saja lihat kelakuan cucu nya itu.

Tak lama kami masuk ke Cluster Alesha. Setiap blok punya private entrance sendiri, yang hanya bisa dibuka dengan menggunakan access card khusus. Dengan diantar marketing, kami pun masuk melihat lihat unit di sini. Ternyata, unit-unit yang ada memang sesuai seperti yang diceritakan oleh kakak dan keponakan saya. Desain rumahnya sangat menarik dan fancy. Kami masuk ke salah satu unit rumah yang ada disana. Semua rumah terdiri dari 3 lantai. Lantai dasar dibuat masih kosong, nantinya mungkin bisa untuk ruang makan, ruang duduk dan dapur. Di lantai 2 dan lantai 3 masing-masing ada 2 kamar.

                                                              Living room yang compact tapi masih berkesan dewasa

Terlihat muka ibu jadi cerah. Ibu bilang wah ini pas banget untuk saya. Ukurannya tidak terlalu besar, jadi tidak terlalu repot untuk mengurusnya. Tapi masih cukup lega kalau nanti ada anak dan cucu yang berkunjung, namun tidak berkesan sempit juga. Suasananya juga nyaman ya, kebayangnya nanti sama tetangga 1 blok pasti akrab.

                                                                                                    Kamar buat si cucu

Ibu tambah tertarik, mendengar penjelasan dari sales mengenai fasilitas golf cart untuk penghuni. Jadi penghuni yang mau ke ruko di daerah danau atau ke clubhouse di depan, boleh minta diantar dengan menggunakan golf cart ini. Artinya, kalau untuk pergi ke tempat yang dekat dekat saja sih ngga usah pakai mobil. Jarang ada pengembang yang memberikan fasilitas seperti ini di perumahan-perumahan lain.

Karena sudah mendekati makan siang, kami pamit pada sales. Kakak mengajak kami untuk makan siang di AEON Mall, yang lokasinya dekat dari Cluster Alesha. Hanya sekitar 10 menit kami sudah sampai. Sambil makan, ibu langsung dengan sigap bertanya, kira-kira kapan beliau bisa pindah dan apa saja yang harus disiapkan.. Wah ternyata ibu termasuk golongan “gercep” ya…

Ternyata Ibu punya rencana baru. Apabila rumah sudah terjual, dan ibu jadi pindah ke Cluster Alesha, masih ada dana yang tersisa dalam jumlah yang cukup. Rencananya sebagian akan ibu gunakan untuk pergi jalan-jalan. Sudah lama ibu penasaran mau ikut cruise atau ikut shopping trip. Nah sekarang dana sudah ada, ibu tinggal pilih dan atur jadwal saja. Mumpung masih sehat dan masih cukup kuat untuk jalan.

Kemudian, Ibu ingin mengajar piano lagi. Ibu lihat di BSD City cukup banyak cluster yang sudah berpenghuni, pasti banyak anak yang mau belajar piano. Dan, ibu mau lesnya nanti di rumah saja, jadi biar murid-murid yang datang ke rumah ibu. Satu kamar di lantai 2 mau ibu rombak sedikit untuk jadi ruang les anak-anak. Sementara, kamar di lantai 3 ya tentunya 1 untuk si cucu yang sudah gak sabar mau ikut pindah ke Alesha, 1 lagi bisa disewakan siapa tahu ada temen kamu yang mau kos di rumah nenek, begitu kata Ibu pada keponakan saya.

                    Satu ruangan untuk menerima les piano

Ah lega, akhirnya problem solved. Ibu bisa pindah ke hunian nyaman, masih bisa produktif dengan memberi les piano, kemudian dapat tambahan income juga dari sewa kamar. Sementara kakak saya lega karena dia merasa aman menitipkan anak di rumah ibu. Tapi yang paling senang sih keponakan saya, “yessss” akhirnya pindah ke rumah keren, foto-foto di mana juga pasti hasilnya bagus.

Exit mobile version