The Observer

Alesha… Love at Second Sight

Beberapa minggu lalu, saya dan suami dipaksa oleh Ibu saya untuk menengok “property” kami yang terletak di BSD City. Jadi ceritanya Ibu saya membeli 2 unit rumah di Cluster Alesha BSD City. Satu untuk dia, satu untuk kami. Buat bekal nanti pensiun katanya.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya datang ke lokasi Alesha. Dulu saya datang waktu menemani ibu saya “survey”. Waktu ini masih berupa lahan kosong dan panassss luar biasa. Sampai saya bingung kok Ibu saya bisa beli di sini. Tapi Ibu saya sudah “keukeuh” harus beli di sini. Konsepnya bagus banget, kondisi sekitar juga oke, dan yang penting nilainya akan meningkat dengan cepat. Untuk poin terakhir ini saya sih sudah percaya banget sama Ibu saya, karena beliau sudah punya beberapa unit property di BSD City. Ada yang disewakan, dan ada yang dijual kembali. Menurut Ibu saya, membeli unit di BSD City itu sudah pasti untung, sampai kadang belum selesai dibangun saja sudah ada yang berminat untuk beli atau sewa. Jadi ketika ia setengah memaksa kami untuk membeli unit di Cluster Alesha, kami nurut saja.

Vanya park
Gerbang Vanya Park

Tak lama, kami memasuki gerbang Cluster Vanya Park. Saya sempat heran dan bertanya, loh bukannya kita belinya Cluster Alesha ya, bukan di VANYA PARK. Ibu saya menjelaskan bahwa Cluster ALESHA memang merupakan bagian dari Cluster VANYA PARK. Sambil jalan, kami sempat melihat “Club House” VANYA PARK yang tampak mewah. Marketing yang mendampingi kami menjelaskan bahwa “Club House” ini diperuntukkan untuk semua penghuni dari Cluster VANYA PARK, makanya dibuat cukup besar dan megah, mengingat ternyata ada beberapa cluster rumah yang jadi bagian dari VANYA PARK ini.

Danau Vanya Park

Kami juga melewati danau besar yang indah, kebetulan karena hari sudah agak sore, cuaca sudah tidak terlalu terik. Sampai di sini, saya sudah cukup “surprise”, karena dulu kondisi danau belum sebagus ini. Sekarang danau sudah tampak cantik dan sangat terawat. Saya mulai berkhayal, suatu sore saya dan suami bisa duduk – duduk di bangku di tepi danau sambil menikmati semilir angin “sepoi – sepoi”. Hal ini lah yang sulit saya dapatkan di daerah hunian saya sekarang di selatan Jakarta karena “boro – boro” danau, taman kecil saja sudah susah ditemui.

Tak lama kami lanjut menuju unit Alesha. Setelah parkir, kami diantar satpam untuk ke unit kami dengan menggunakan golf cart. Satpam yang cukup komunikatif ini menjelaskan bahwa golf cart ini nanti akan jadi bagian dari fasilitas Cluster Alesha. Jadi kalau hanya sekedar ke club house atau ke ruko di pinggir danau kita tidak usah repot menggunakan mobil pribadi.

Sampai di depan blok unit kami saya makin merasa tidak yakin. Sampai saya berbisik pada Ibu, yakin ini bener unit kita? Karena unit yang kami datangi ini memiliki tampilan fasad yang cantik dan “tidak pasaran”. Setiap blok di cat dengan warna – warna pastel, yang menandakan nama blok tersebut.

Kolam renang di masing – masing blok Alesha

Satpam mengeluarkan access card untuk membuka “gate” masuk ke kompleks unitnya. Oh iya, rumah – rumah di Cluster ALESHA ini terdiri dari beberapa blok, setiap bloknya terdiri dari 8 unit rumah. Masing – masing rumah memiliki 3 – 4 kamar tidur.

Begitu masuk, mata saya langsung tertumbuk pada penampakan kolam renang yang tampak menyegarkan. Jadiiiiii, setiap blok yang ada di Cluster ALESHA ini punya kolam renang di tengah – tengah bloknya. Saya langsung berpikir, “gilaaaaa ini sih sama saja dengan punya kolam renang di backyard rumah kita”. Pantas saja Ibu “keukeuh” banget ingin punya “property” di sini.

Rumah yang kami miliki terdiri dari 3 lantai, lantai dasar digunakan untuk area ruang makan dan dapur. Naik ke lantai 2, ada ruang duduk dan 2 kamar tidur. Di lantai tiga juga masih ada 2 kamar tidur. Sambil berkeliling Ibu saya langsung bikin list barang dan furniture apa yang harus ditambahkan. Saya sampai bingung, kenapa kok buru – buru amat. Ibu saya langsung bilang, harus buru – buru beli furniture karena pada saat serah terima di Bulan November rumah harus sudah siap untuk ditinggali penyewanya. Jadi, rumah ibu saya ini rencananya memang akan disewa – sewakan kamarnya. Menurut Ibu, begitu ia mengumumkan, tak lama sudah banyak yang bertanya untuk sewa. Maklum, lokasi Cluster Alesha ini cukup dekat dengan 7 universitas favorit yang ada di BSD City, ICE BSD dan Mal AEON.

Kamar buat di sewakan di unit ibu saya

Awalnya kami juga berniat untuk menyewakan saja unit rumah ini, karena toh kami masih cukup nyaman tinggal di apartemen yang kami tempati sekarang. Tapi niat ini mulai goyah, ketika melihat wujud asli dari unit kami. Dari segi “space”, jelas unit di Cluster Alesha ini jauh lebih unggul. Di sini kami masih bisa punya ruang kosong yang bisa digunakan untuk “Ruang Kerja” a.k.a Ruang “Make up” dan Sepatu. Atau bisa juga digunakan sebagai ruang penyimpanan mainan Gundam milik suami. Dari segi fasilitas, jelaslah Cluster Alesha ini sulit disaingi. Bayangan kenikmatan berenang di “swimming pool” yang ada di “backyard” kami nanti langsung melintas di pikiran saya. Sistem “access card” untuk membuka gerbang dan petugas keamanan yang selalu siaga 24 jam membuat kami merasa aman di sana. Suami saya juga mengingatkan, kapan lagi kita bisa punya rumah dekat danau. Di tengah kota Jakarta sudah pasti tidak mungkin terjadi.

Rencana kamar tidur di Alesha
Sudut kerja di lt. 2
Sudut bacaan impian
Yess punya walking closset di lt 2

Memang betul apa yang dikatakan orang, jangan terlalu cepat menghakimi dan mengambil kesimpulan. Pandangan pertama saja tidak cukup, karena ternyata baru di pandangan kedua ini kami jatuh cinta dengan Cluster Alesha.

Exit mobile version