The Observer

Bumpy 2020, Fasten Your Seatbelt, Please!!

Pada 14 April lalu, pertama kalinya semenjak wabah pandemic Corona menyebar di seluruh dunia, International Monetary Fund (IMF) mengeluarkan laporan mengenai perekonomian dunia yang biasa disebut World Economic Outlook Report. Menurut World Economic Report yang dikeluarkan di bulan April 2020 oleh IMF ini memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan jatuh di level -3%!

Artinya, wabah ini akan mempengaruhi perekonomian dan bagaimanapun status Observer, baik itu karyawan maupun pengusaha, cepat atau lambat tentu akan terimbas. Masalahnya, apakah Observer siap menghadapi resesi ini? Harus diakui, lebih banyak pihak yang tidak siap menghadapi resesi, apalagi para pakar keuangan sudah memprediksi resesi ini akan berlangsung cukup lama hingga 12 bulan ke depan sementara tidak banyak Perusahaan, apalagi perusahaan kecil yang tidak memiliki likuiditas hingga 12 bulan. Masalah utama dengan wabah ini adalah ketidakpastian yang sangat tinggi dan terjadi di seluruh belahan dunia.

Bagaimana apabila Observer memiliki banyak kewajiban? Cicilan dari rumah atau ruko yang baru saja Observer beli untuk pengembangan bisnis, misalnya? Kewajiban membayar karyawan, dan kewajiban lain yang dapat memberatkan.

Walaupun terdengar mengerikan, terutama apabila kita sebagai pengusaha kecil belum menyiapkan likuiditas yang panjang, berusaha tetap harus Observer.  Berikut ini beberapa hal yang bisa membantu Observer memperketat ikat pinggang di saat usaha Observer sedang menurun:

1.Buat beberapa scenario arus kas (cash flows) untuk mengantisipasi perkembangan yang akan terjadi 1 tahun kedepan. Dimanakah titik nadi Observer dan apa yang akan Observer lakukan apabila mencapai titik tersebut? Prioritaskan cicilan yang wajib seperti cicilan rumah.  Bagi Observer yang mendapatkan fasilitas cicilan tetap,tentu lebih mudah membuat skala prioritas dan anggaran.  Tapi untuk Observer yang cicilannya berubah sesuai suku bunga, coba hubungi Bank dan pastikan Observer mencari suku bunga yang paling menguntungkan untuk kredit Observer.

2. Bangun beberapa jenis revenue, coba buka peluang baru. Dalam kasus saya, selama ini saya merasa saya sudah cukup melakukan diversifikasi dengan jasa konsultasi keuangan saya yang meliputi klien dari beberapa negara dan industri. Ternyata ini pun belum cukup karena jenis jasa yang saya tawarkan selama ini ternyata tidak cukup terdiversifikasi yaitu terfokus pada feasibility studies. Kini saya mencoba memformulakan jasa yang selama ini menjadi pendukung produk utama saya tersebut menjadi jasa utama seperti lebih focus pada konsultasi perpajakan.

3. Dapatkan pendanaan sebelum Observer benar-benar memerlukannya. Saat ini, pendanaan masih tersedia. Beberapa Bank mulai menurunkan suku bunga.  Antisipasi klien atau customer Observer yang pembayarannya mulai melambat dan amankan perputaran Observer.

4. Bangun hubungan baik dengan klien. Daripada membuang dana untuk mendapatkan customer baru, Observer dapat fokus pada klien lama yang sudah ada dan tingkatkan kualitas hubungan tersebut. Hal simple ini sering kali terlupakan ketika para pemilik usaha lebih fokus untuk mendapatkan pelanggan baru yang sebenarnya lebih mahal.

5. Read the fine print! Baca dan dapatkan informasi yang dapat Observer manfaatkan untuk mengurangi pressure pada cash flow Observer.

    1. Cari tahu mengenai program relaksasi kredit pemerintah. Sebelum menyetujui keikutsertaan, pastikan ini memang meringankan bukan meringankan sekarang, memberatkan di kemudian hari.
    2. Urut satu per satu membership di kartu kredit Observer. Saya sudah membatalkan 3 membership yang jarang sekali saya pakai seperti membership di sebuah situs jurnal akademis.

Storm shall pass, Observer.  But, to get through it, bumpy roads will be ahead of us. So, fasten your seatbelt please and don’t forget to make peace with yourself.

Exit mobile version