The Observer

Cara Menanggulangi Kecanduan Mie Instant!

Penulis: Santi Apriani | Editor: Ratna MU Harahap

mie1

Observer suka perhatikan ga? Di Indonesia, kalau orang/instansi bermaksud untuk memberikan bantuan berupa SEMBAKO cenderung didalam paket makanan yang ada didalamnya sering (bahkan tidak pernah terlewat) terdapat mie instant, padahal berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998 atau Kepmenperindag 115 Tahun 1998, yang termasuk ke dalam kategori Sembako adalah :

  1. Beras
  2. Gula pasir
  3. Minyak goreng dan mentega
  4. Daging sapi dan ayam
  5. Telur ayam
  6. Susu
  7. Bawang merah dan putih
  8. Ikan
  9. Garam beryodium
Mie instant banyak ditemukan di paket-paket sembako

Ya… tidak ada mie instant di dalamnya, namun di benak masyarakat Indonesia pada umumnya sering menanggap : mie instant = pengganti beras (coba deh googling : SEMBAKO, Observer akan menemukan banyak mie instant yang ditawarkan di berbagai marketplaces bagai bagian dari paket SEMBAKO). Padahal kebanyakan mie instant yang beredar memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan Gizi di dalam mie instan juga sangat rendah. Jika Observer mengonsumsinya terus-menerus, tubuh tidak akan mendapatkan nutrisi yang diperlukannya.

Selain itu, dilansir WebMDkecanduan makanan membuat kita berisiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas. Terlebih kandungan kalori di dalam mie instan cukup tinggi. Konsumsi mie instan secara berlebihan dalam jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko beberapa gangguan kesehatan. Mulai dari diabetes tipe 2, hipertensi, meningkatnya gula darah, hingga mengaktifkan sel kanker di dalam tubuh.

Namun, tidak bisa dipungkiri, memang rasa dari mie instant enak banget dan bikin ketagihan. Dan ternyata, menurut berbagai sumber, alasan kenapa mie instan bikin ‘nagih’ bukan hanya karena MSG. Ada pula bahan rahasia yang bernama kansui. Dilansir Insider, ini merupakan larutan alkalin (basa) yang tersusun oleh kalium karbonat dan natrium karbonat.

Pada umumnya, kansui digunakan untuk menguatkan tekstur dan warna mie instan. Bahan tersebut juga krusial untuk menjaga kekenyalannya. Itulah yang membuat mie instan enak dan bikin nagih.

Young boy is enjoy eatting instant noodle at home.

Kecanduan makanan berarti Observer hanya ingin mengonsumsi satu jenis makanan saja setiap harinya. Bahkan, dilansir Healthline, kecanduan makanan bisa digolongkan ke dalam eating disorder atau perilaku makan yang menyimpang. Ini membuatnya setara dengan bulimia, gangguan makan berlebihan, hingga anoreksia.

Lebih lanjut, kecanduan makanan ternyata melibatkan bagian otak dan saraf yang sama dengan kecanduan narkoba. Makanan cepat saji, termasuk mie instan, mampu mengacaukan hormone dopamin yang akhirnya memengaruhi kinerja biokimia di otak.

Baiknya kita coba telaah diri kita sendiri, apakah kita sendiri sudah ‘kecanduan’ mie instant? Berikut gejala-gejala kecenderungan orang yang sudah kecanduan mie instant :

  1. Sering kali ingin makan mie instan walaupun sudah kenyang atau baru saja makan makanan lain.
  2. Ketika makan mie instan, rasanya tidak bisa berhenti dan akhirnya makan lebih banyak daripada perkiraan.
  3. Sering merasa bersalah setelah makan mie instan, tetapi kamu tetap ingin memakannya lagi.
  4. Makan mie instan lebih dari 2 porsi hingga merasa kekenyangan.
  5. Selalu membuat alasan untuk makan mie instan.
  6. Berusaha untuk berhenti, tapi selalu gagal karena tak bisa melawan keinginan makan mie instan.
  7. Makan mie instan sembunyi-sembunyi agar tak ketahuan orang lain;
  8. Tahu bahwa mie instan tak baik jika dikonsumsi terus-menerus, tetapi Observer tak bisa mengontrolnya.

Apa Observer memiliki kencenderungan gejala-gejala di atas? Jika iya, Observer harus mulai waspada.

Beberapa brand mie instant terkenal di Indonesia: Indomie, Mie Sedaap, Sarimi, Supermi, Gaga 100, Mie ABC

Sebenarnya sah-sah saja makan mie instant, tapinya jangan sampai keseringan bahkan jadi berlebih mengkonsumsinya. Tidak bisa dipungkiri, Saya sendiri juga menyukai rasa dari mie instant (emang enak banget, apalagi kalau ditambah cabe rawit, sedikit jeruk nipis, uh… asam pedas gimana gitu), tapi saya belajar untuk membatasi diri.

Berikut beberapa tips yang saya lakukan yang saya terapkan :

Jika sudah merasa tidak sanggup melawan ketergantungan mengkonsumsi mie instant, ada baiknya Observer melakukan konsultasi dari ahli gizi, psikolog, atau dokter.

Sumber&Referensi :

  1. Balisuara.com
  2. Klikdokter.com
  3. IDNtimes.com
  4. Kompas.com
  5. Shopee
  6. Freepik
  7. 4muda.com
Exit mobile version