Penulis: Rafi Virtian | Editor: Ratna MU Harahap

Hai Observer, akhir-akhir ini Facebook menjadi perusahaan teknologi besar yang masuk ke pasar audio sosial. Pada senin pagi, Facebook mengumumkan di suatu post bahwa mereka akan mulai meluncurkan produk audio, terobosan pertama ke suatu pasar yang sudah ramai.

Facebook telah meluncurkan beberapa podcast dan menambahkan fitur dengan nama Live Audio Rooms. Anda bisa mendengarkan dan bergabung percakapan langsung dengan public figure, experts dan lainnya mengenai topik yang anda sukai. Public figure bisa melakukan diskusi di Facebook bersama teman, follower, atau pengguna yang berada di ruangan. Host bisa mengundang hingga 50 pembicara lain dan pendengar tidak terbatas. Untuk saat ini, hanya orang terkenal dan kelompok tertentu di Amerika saja yang bisa membuat Live Audio Rooms.

FB

Source: https://about.fb.com/news/2021/06/live-audio-rooms-and-podcasts-on-facebook/

Di dalam sebuah grup, admin mengatur siapa yang diperbolehkan untuk membuat Live Audio Room. Jika grup tersebut bersifat publik, anggota dan pengunjung bisa ikut mendengarkan tapi jika grup tersebut khusus, hanya anggota yang sudah diperbolehkan masuk saja yang dapat ikut mendengarkan.

Bagaimana Facebook menghasilkan uang dari sini? Tidak akan ada iklan di Live Audio Rooms, tapi para pendengar bisa membeli Stars dan dikirim ke host podcast. Mereka yang sudah mengirim Stars akan disorot di seksi ’baris depan’ yang akan dilihat oleh semua orang. Facebook akan menerima pendapatan dari pengguna yang membeli Stars.

FB1

Source: https://about.fb.com/news/2021/06/live-audio-rooms-and-podcasts-on-facebook/

Semua pengguna iOS dan Android bisa masuk Live Audio Rooms melalui Facebook Story dan notifikasi. Pengguna harus sign up untuk mendapatkan notifikasi ketika Live Audio Room yang diinginkan dimulai. Ketika pengguna sudah masuk ke ruangan, akan ada notifikasi ketika pendengar lain masuk. Pengguna juga bisa ‘angkat tangan’ untuk minta menjadi pembicara dan menggunakan emoticon.

Host dari Live Audio Room bisa membuat suatu pengumpulan dana selama pembicaraan berlangsung, pendengar dan pembicara bisa langsung melakukan donasi.

FB2

Source: https://about.fb.com/news/2021/06/live-audio-rooms-and-podcasts-on-facebook/

Facebook juga telah mengajak beberapa podcaster sekarang dan selebriti internet untuk lini utama podcastnya. Nantinya, Facebook berencana untuk meluncurkan sebuah produk bernama soundbites, dimana pengguna bisa posting audio pendek ke feeds mereka yang disertakan dengan foto atau video.

Terobosan Facebook ke trend audio bisa jadi heboh, tapi di dalam dunia teknologi terobosan ini termasuk telat. Boomingnya podcast sudah mulai dari beberapa tahun lalu, diawali dari terkenalnya seri podcast Serial. Pada awal tahun, aplikasi Clubhouse menjadi sangat hits di Silicon Valley. Pada bulan April, startup tersebut mengatakan valuasi perusahaan mereka mencapai angka 4 miliar USD.

Dengan cepat, perusahaan teknologi lainnya berusaha masuk ke pasar podcast. LinkedIn dan Salesforce.com sedang berusaha membuat audio room mereka sendiri. Twitter menawarkan Twitter Spaces yang memiliki fungsi seperti Live Audio Rooms. Pada minggu lalu, Spotify mengeluarkan fitur live audio bernama Greenroom.

Semua servis ini akan menghadapi kompetisi yang sengit. Sebuah kerugian bisa dialami dengan kelonggaran pembatasan Covid-19 secara bertahap. Orang mulai kembali ke aktivitas offline untuk kebutuhan sosial dan hiburan. Jumlah download dari aplikasi Clubhouse mencapai sembilan juta di Mei, tapi menurun drastis menjadi kurang dari satu juta di April.

FB3

Source: https://travel-lingual.com/podcasts-in-spanish/

Namun, setelah menciptakan versi untuk perangkat Android, jumlah download kembali naik. Menurut data Sensor Tower, jumlah download dari aplikasi Clubhouse mencapai sekitar 5,3 juta di lima belas hari awal bulan Juni.

Sangat memungkinkan bahwa pasar podcast ini menghilang atau menurun menjadi suatu hal yang tidak menarik di industri teknologi global. Namun, ada sesuatu menarik yang berbeda dari video, text dan komunikasi digital lainnya yang dimiliki podcast. Bahkan radio masih ada peminatnya. Podcast tetaplah audio, walaupun mekanisme penyampaiannya yang berbeda.

Source: Artikel Bloomberg

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *