Penulis: Santi Apriani | Editor: Ratna MU Harahap

love1

Ana bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Bandung yang sudah terkenal dengan klub gangster ‘Z’ yang sudah turun menurun dan mendarah daging hadir di sekolah tersebut (mungkin memang karena klub gangster ‘Z’ didirikan/terbentuknya di sekolah tersebut dan sudah sangat sulit untuk membubarkannya, sampai guru-guru disana seakan-akan sudah angkat tangan dengan keberadaan klub gangster tersebut) tidak terfikir/ada keinginan sama sekali untuk menjalin kisah cinta dengan salah satu siswa disana karena sudah lelah dengan peristiwa perkelahian dan tawuran yang nyaris setiap hari terjadi baik di sekolahnya sendiri maupun di sekolah swasta yang sudah menjadi musuh bebuyutan sekolahnya tersebut. Sampai suatu hari Ana bertemu dengan Kai…

Berbeda dengan kebanyakan siswa yang ada disana, yang cenderung misterius dan memiliki aura ‘nakal’, Kai memiliki sifat yang ceria, ramah dan sopan. “hi Ana, kenalin… nama gue Kai, gue murid pindahan dari Medan” Kai menyapa ramah di pertemuan pertama mereka yang dikenalkan oleh teman sekelas Ana, Alan.

Karena Kai bersahabat dengan Alan yang merupakan kekasih dari sahabat Ana, yakni Dina, maka mereka berempat otomatis sering bermain bersama, yang dari awalnya hanya ada sepasang kekasih dengan dua orang pendamping sampai akhirnya menjadi dua pasang kekasih.

Namun… karena Kai memiliki motor sport dengan kecepatan tinggi yang digunakannya sebagai kendaraan sehari-hari dan juga berbekal kemampuan bela diri yang lumayan jago, maka Kai sering menjadi incaran kakak kelas untuk diajak bergabung dengan klub gangster ‘Z’. Awalnya Kai tidak tertarik untuk bergabung, namun karena faktor lingkungan dan terlalu banyak yang membujuk maka dengan gelora jiwa mudanya yang masih menggebu-gebu, akhirnya Kai terbujuk juga bergabung dengan klub gangster tersebut, yang tentunya tanpa sepengetahuan Ana.

love2

Kegiatan berkumpul dan berkelahi yang dilakukan selalu dilakukan Kai setelah mengantar Ana pulang (karena memang menjadi salah satu persyaratan Kai mau bergabung adalah Ana tidak boleh tau dan Kai minta Namanya jangan sampai muncul sebagai anggota sehingga anggota gangster yang lain memberikan julukan shadow untuk mempermudah komunikasi). Ana tidak curiga karena wajah dan anggota tubuh Kai tidak pernah tampak ada luka-luka, pernah ada sedikit luka, namun karena Ana tau Kai rutin mengikuti Latihan bela diri, Ana tidak pernah curiga. Ya…. Mungkin memang karena Kai menguasai bela diri tersebutlah yang mengakibatkan Kai tidak pernah mendapatkan luka yang berarti.

Puas dengan adanya kehadiran Kai yang semakin memperkuat eksistensi klub gangster tersebut, akhirnya sang ketua mengangkat Kai menjadi jendral perang hanya dalam waktu 1 bulan dari Kai bergabung. Tentu saja berita itu cepat menyebar sampai ke telinga Ana,“Na… gimana rasanya jadi istri sang jendral? Loe jadi punya banyak anak buah dong. Denger-denger si Kai jagoan banget ya berantemnya? Cepet banget naik pangkatnya”, celetuk Mirza teman kelasnya Ana. Kaget mendengarnya, pulang sekolah Ana langsung menanyakan kabar tersebut kepada Kai dan Kai tidak mengelak.

Ana kecewa dan menentang keras Kai bergabung di klub gangster tersebut, karena Ana tau sekali masuk akan susah keluar. Ana mengingatkan Kai bahwa orang tua Kai jauh-jauh mengirim Kai ke Bandung ingin mendengar anaknya lulus dengan nilai bagus, bukan ingin mendengar kabar buruk (entah itu sakit / kecelakaan / kejadian lainnya yang tidak diinginkan). Kai termenung dan memikirkan perkataan Ana, dan akhirnya berjanji akan keluar dari gang gangster  tersebut.

Sang ketua tentu saja tidak membiarkan Kai keluar, karena kemampuan dan keahlian berkelahi Kai sangat diperlukan di klubnya, berbagai cara sang ketua lakukan sehingga Kai sangat sulit keluar dari klub. Satu minggu… dua minggu… tiga minggu sudah berlalu Ana menunggu kejelasan Kai untuk keluar dari klub, namun tidak bisa Kai penuhi.

Sudah tidak sabar, akhirnya Ana bertengkar dengan Kai dan akhirnya kata-kata itu keluar juga “kalau ga bisa juga loe keluar, gue minta putus aja!” ucap Ana emosi dan tidak mau ada toleransi lagi. Kai yang juga emosi, memilih pergi karena kesal dan merasa Ana tidak mau mengerti bagaimana sulitnya keluar dari klub tersebut.

love3

Bersama dengan Alan (yang juga jadi ikut-ikutan bergabung di klub), Kai mengunjungi café La Crème di jalan Laswi untuk menenangkan diri. Baru beres memesan, tampak masuk 2 anak berseragam SMA swasta yang sangat dikenal Kai sebagai salah satu anggota klub ‘X’ musuh bebuyutan klub ‘Z’, dan Alan berbisik pada Kai “Kai itu si Roy yang kemaren mukulin dan ngeroyokin gue”, entah setan apa yang memasuki Kai, Kai merasa Roy dan temannya bisa menjadi pelampiasan kekesalannya, dan tanpa basa basi Kai berkelahi dan memberikan banyak bogem entah ke arah Roy dan temannya.

Roy tau Kai memiliki tingkat bela diri yang lebih tinggi dibandingkan dia, maka saat ada kesempatan, Roy kabur menggunakan sepeda motor dan menuju bioskop yang berada di belakang Hotel Horison karena Roy tau teman-temannya sedang berkumpul disana. Kai yang belum puas melampiaskan kekesalannya, Kai menyusul Roy dan diikuti oleh Alan.

(to be continued)

Image Source :

  1. Pexels.com
  2. Kompasiana.com
  3. Kravstore.nl
About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *