Tumbuh di lingkungan yang ‘cuek’ menjadikan saya terlambat mengenal pribadi dan potensi yang dimiliki. Contoh sederhana atas kecuekan yang saya alami: saya tumbuh besar tanpa bimbingan dari keluarga untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan pribadi dan kemampuan, sedari dini sudah dilepas dan dipaksa untuk memilih pendidikan yang ‘dirasa’ cocok untuk saya sendiri, sehingga memilih sekolah dan bahkan jurusan pun jadinya mengambil pilihan yang pernah dipilih oleh orang lain, yang menjadikan saya agak ‘asal’ memilih sekolah / universitas (true story : Dari 2 universitas negri dan 5 universitas swasta ternama yang pernah saya ikuti tes, semuanya lulus tapi saya memilih universitas -yang baru saya ketahui setelah menjalankan dunia kerja – gradenya termasuk yang biasa saja).

And you know what?? pada akhirnya saya tidak menuntaskan kuliah saya karena nggak pengen-pengen banget, dan…. keluarga pun cuek-cuek aja, dimarahin/ditegur kah saya? Tidak sama sekali… biasa saja… Bahkan terlontar ucapan: ‘pikirkan masa depanmu’ saja tidak. Waktu masih SD pun, mau saya dapat ranking 3 besar atau paling boncot juga ‘no respon’.

Hal ini menjadi pelajaran bagi saya, yang saya terapkan kepada buah hati saya, bagiamanapun sharing pengalaman dan pemikiran kepada anak adalah hal terpenting untuk masa depannya. Orang tua puluhan tahun hidup lebih dahulu sehingga bisa membagi pengalaman hidup untuk bekal hidup anak, jangan lupa selalu memberikan motivasi kepada anak agar mereka memiliki semangat dan tujuan dalam menghadapi masa depannya.

[URIS id=7508]

Beberapa universitas yang pernah saya ikuti tesnya dan lulus

Untungnya saya mendapatkan pasangan dan lingkungan kerja yang bisa membuka mata saya, bagaimana saya jadi bisa mengenal diri, karena jika tidak… saya bisa jadi ‘sakit’ seperti beberapa anggota keluarga terdekat saya.

Kenapa mengenal diri sangat penting??

1. Bisa menjaga kesehatan raga

Saya bisa menilai dan melihat kelemahan yang dimiliki tubuh saya, jadi saya tau bagaimana melakukan pencegahan agar saya tidak jatuh sakit. Misal: kelemahan tubuh saya adalah di bagian perut, leher dan kepala. Saya tidak boleh melewatkan makan (mau bagaimanapun sibuknya, menjaga asupan makanan wajib bagi saya) karena jika tidak, kemungkinan besar saya bisa terjangkit kembali penyakit hepatitis yang pernah menjadi riwayat penyakit saya. Jika mulai terasa tidak enak badan (terasa pasti di bagian leher dan kepala dulu), maka sebelum tidur saya wajib meminum obat dulu sehingga besoknya bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala. Dan saya bisa menilai apakah tubuh saya sudah cukup pulih atau tidak untuk bisa melakukan beraktivitas seperti biasa. Dengan bisa menilai diri, bisa dikatakan saya cukup jarang terkena penyakit dibandingkan junior-junior saya di kantor.

2. Bisa menjaga kesehatan jiwa

Stress release itu sangat penting!! Jangan dianggap sepele. Bisa dikatakan, di ‘gen keluarga’ saya potensi untuk bisa terkena penyakit depresi dan cancer itu cukup besar, keluarga terdekat saya mengalami kedua / salah satu penyakit tersebut. Stress release saya?? Mudah saja! Saya mengalihkan perhatian penglihatan saya dengan ‘memberi warna’ pada salah satu anggota tubuh: mencat kuku atau rambut. Mungkin terlihat sederhana dan sepele bagi orang lain, tapi karena ‘saya tau diri saya’ dengan melakukan hal sederhana tersebut, saya bisa melepas stress. Kadang, saya harus ‘cari keringat’, jogging atau angkat barbel yang ringan saja kadang sudah cukup, asalkan berkeringat!

[URIS id=7514]

My Stress Release!

Selanjutnya, cari solusi atas permasalahan yang dihadapi, karena kalau tidak diselesaikan, pasti akan terus menghantui dan masalah yang ada malah akan bertumpuk dan tidak tuntas. Dan… yang pasti dan selalu saya lakukan:  curhat sepuasnya dan berdoa dengan sepenuh hati kepada Tuhan.

Tentunya setiap orang memiliki cara berbeda untuk mengenal dirinya, jadi…. belum tentu yang saya lakukan sesuai / cocok untuk orang lain. Walaupun sehat/sakitnya seseorang tetap Tuhan yang menentukan, minimal saya berupaya menjaganya demi diri saya sendiri, karena kita tidak bisa selalu bergantung kepada orang lain.

Jadi… bagi yang merasa belum mengenal diri, bisa dicoba dulu dengan hal sederhana: Merenung, menganalisa dan mencantumkan hasil renungan atau analisa tersebut dalam catatan/tulisan-tulisan, sehingga bisa dibaca kembali dan menambah semangat ketika kita sedang dalam keadaan menghadapi masalah. Jika diperlukan… konsultasikan dengan orang yang bisa dipercaya, yang tentunya lebih bijak serta berpengalaman dari kamu, coba open minded dan resapi masukan-masukan yang diberikan dari orang tersebut. Well…. selamat mencoba! Jika sudah menemukannya, dalam menjalani hidup kamu bisa lebih ikhlas, selalu semangat dan tidak merasa sedang ‘dihukum’ Tuhan.

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *