Ternyata sejak jaman dulu, sudah ada budaya untuk tinggal dan bekerja di satu unit gedung. Misalnya di Machiya, Jepang, dimana diijinkan sebuah bangunan dimana bagian bawah yang menghadap ke arah jalan utama dijadikan toko, tempat usaha ataupun workshop, sementara di bagian atas atau belakang dijadikan tempat tinggal.

Kemudian di abad 17, di Paris, banyak ditemukan bangunan dimana bagian bawah dijadikan tempat tinggal, sementara bagian atas dijadikan workshop atau studio. Terutama bila ruangan bagian atas tersebut memiliki jendela yang besar sehingga memiliki pencahayaan natural yang bagus untuk para pekerja.

Namun, pada masa revolusi industri model bangunan seperti ini sempat dilarang karena beragam alasan, mulai dari kapasitas pekerja, polusi dan fasilitas sanitasi yang tidak memadai membuat cukup ketatnya aturan mengenai pemisahan tempat usaha dan tempat tinggal.

Baru setelah memasuki tahun 1970’an aturan ini mulai melonggar bahkan beberapa kota memiliki zona khusus untuk area tinggal dan kerja dalam satu unit gedung untuk para artis dan seniman.

Saat ini, model bangunan ruko (rumah toko) atau rukan (rumah kantor) dalam beragam bentuk dan desain bisa kita temukan di berbagai lokasi. Idealnya setiap perumahan biasanya juga memiliki unit – unit yang dijadikan area komersial berupa ruko atau rukan. Nanti area komersial ini yang akan menyuplai segala kebutuhan para penghuni perumahan.

Inilah yang membuat saya yakin untuk membeli Tabespots, bangunan komersial dengan konsep unik yang lokasinya tepat di depan Cluster Tabebuya BSD City. Cluster Tabebuya sendiri dikenal dengan rumah-rumah milenialnya yang selalu sold out dalam waktu singkat. Bayangkan, ketika nanti semua unit sudah terisi, ada berapa penduduk yang siap menjadi calon konsumen saya. Belum lagi cluster-cluster yang ada di sekitar Tabebuya, seperti Vanya Park dan Greenwich Park. Iseng-iseng saya tanya sales, berapa jumlah unit dari ketiga cluster ini, dia bilang hampir 4000 unit.

Satu keistimewaan lagi yang sulit ditandingi oleh bangunan ruko lain adalah lokasinya yang terletak di seberang Danau Vanya, sehingga bangunan-bangunan di Tabespots ini semua memiliki pemandangan danau yang indah. Selain itu, banyak area-area terbuka yang bisa dijadikan tempat duduk-duduk dan hangout. Suasananya jadi seperti suasana resort, jauh sekali dari suasana yang biasa kita temukan dari sebuah area komersial yang biasanya hiruk pikuk dan padat. Dalam khayalan saya mungkin suasananya mirip-mirip dengan suasana Lake Como di Italy.

[URIS id=8600]

Untuk unitnya sendiri, konsepnya adalah Co Business House. Jadi, bangunan yang terdiri dari 4 lantai, dimana 3 lantai di bawah bisa digunakan sebagai tempat usaha yang berbeda-beda, karena setiap lantai punya akses masuk sendiri. Lantai 4 bisa digunakan sebagai tempat untuk tinggal. Rencana nya, lantai bawah akan saya sewakan kepada teman saya yang punya usaha jual beli sepeda (sst, lokasi Tabespots ini dilewati oleh BSD Loop loh). Lantai 2 akan saya gunakan untuk studio yang bisa saya gunakan untuk syuting content dan merekam podcast. Kalau tidak sedang saya pakai, studio ini akan saya sewakan pada teman-teman saya yang berprofesi sebagai content creator.

[URIS id=8603]

Untuk lantai paling atas, akan saya fungsikan sebagai apartemen studio, sehingga saya bisa menggunakannya untuk living space. Saya sih bisa membayangkan betapa nikmatnya, duduk santai sambil menikmati pemandangan danau dan orang-orang yang sedang hangout di Tabespots. Ramai, namun suasananya menyenangkan!

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *