The Observer

Love and hate Relationship Between Rossi & Marquez

Penulis: Santi Apriani | Editor: Ratna MU Harahap

Buat penggemar Moto GP tentunya udah ga asing dengan nama Valentino Rossi dan Marc Marquez. Menonton balapannya seru, tapi love and hate relationship diantara mereka juga seru untuk diulas.

GP1

Melihat hubungan Rossi dan Marquez seperti menyaksikan drama yang selalu saya nanti-nantikan. Berawal dari Marquez semasa kecil yang sangat mengidolakan Rossi dan sangat bahagia bisa bertemu idolanya, bahkan sampai diberi hadiah miniature mobil saat pertemuan pertamanya dengan sang idola.

Marquez kecil Bersama sang idola, Valentino Rossi

Marquez tumbuh dengan tekad ingin menjadi pembalap memiliki potensi sangat besar sampai akhirnya mengikuti jejak idolanya, diusia 15 tahun Marquez sudah masuk ke GP di kelas 125 cc, kemudian meningkat masuk ke Moto2 di usia 18 tahun dan pada akhirnya Marquez yang sangat ambisius resmi masuk Moto GP di usia 20 tahun. Rossi sendiri pun mengagumi sosok Marquez yang menjadi pembalap muda penuh prestasi.

Sejak masuk Moto GP, awalnya hubungan mereka baik-baik saja dan bahkan saling support satu sama lain, namun Marquez yang ambisius (bahkan menurut pandangan saya menjadi suka memaksakan diri, sehingga gaya balapannya membuat kadang meringis orang yang menonton, campur antara kagum dengan keberaniannya dan ngeri karena kadang jadi terlalu membahayakan orang lain bahkan dirinya sendiri) terus melesat dan akhirnya menjadi rival kuat Rossi.

Tentunya semua masih ingat insiden Sirkuit Sepang Malaysia, dimana moment yang penuh kontroversi itu menjadikan hubungan Rossi dan Marquez renggang.

Untuk yang belum mengetahui, berikut saya sedikit ceritakan:

Marquez terjatuh saat insiden balapan Sepang 2015

Balapan di Sepang yang merupakan seri ke-17 Moto GP tahun 2015 menjadi penentuan bagi dua pebalap Yamaha, Rossi dan Jorge Lorenzo, untuk merebut gelar juara dunia.Akan tetapi bukan persaingan keduanya yang tersaji, justru rivalitas antara Rossi dan Marquez.Persaingan dimulai sejak lap keempat setelah Rossi melewati Marquez di tikungan empat.Keduanya pun berganti posisi di urutan tiga. Di tikungan 14 lap ketujuh, Marquez mencoba melewati Rossi dari sisi kiri.Namun apa yang terjadi? Rossi sengaja memperlambat laju motornya. Ia bahkan sempat menoleh Marquez.Sejurus kemudian kedua motornya bersenggolan. Rossi terlihat menendang Marquez hingga terjatuh.Setelah Marquez jatuh, Rossi kembali memacu kendaraan hingga akhirnya menyelesaikan balapan di urutan ketiga.Balapan dimenangi oleh pembalap Repsol Honda, Dani Pedrosa. Urutan kedua ditempati pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo. Adapun Marquez gagal finish akibat insiden tersebut.Akibat insiden dengan Marquez, selain kena penalti tiga poin The Doctor –julukan Rossi—terkena hukuman harus start dari posisi buncit di Valencia.

Namun Rossi tetap mengelak bahwa dia telah menendang Marquez.“Jika anda melihat rekaman video yang diambil dari helikopter, lihatlah gambar demi gambar. Dari video itu anda bisa melihat lebih banyak sisi, karena jika dari samping terlihat seperti aku yang menendang dia” ujar Rossi.

Rossi kemudian berulah dengan tak menghadiri konferensi pers yang merupakan menu wajib untuk mereka yang naik podium. Walhasil, konferensi pers setelah balapan itu hanya diikuti oleh Lorenzo dan Pedrosa.Dengan hasil ini, Rossi masih memimpin klasemen dengan 312 poin, hanya tinggal unggul empat poin dari Lorenzo di bawahnya.

Pertarungan perebutan gelar juara diantaranya berlanjut di seri terakhir di Valencia yang akhirnya juara dunia jatuh ke tangan Lorenzo (walaupun begitu, saya tetap tepuk tangan atas perjuangan Rossi dari posisi buncit bisa melaju sampai akhirnya finish di posisi keempat)

Benar… tahun 2015 insiden yang selalu membekas, kalau di drama ini episode paling serunya, mulai dari adanya tudingan Marquez yang membantu Lorenzo menjadi juara dunia sampai insiden Sepang tersebut, bahkan akibat insiden tersebut bertahun-tahun Rossi dan Marquez tidak pernah salaman.

Namun akhirnya di tahun 2019, Rossi mau berjabat tangan dengan Marquez ketika mereka berada di atas podium sesaat setelah berhasil menjadi juara di seri kedua Moto GP Argentina (1/4/2019). Hal ini pula yang membuat Marc Marquez sumringah dan bahkan mengibaratkan jabat tangannya dengan Rossi seperti mencium kekasih di waktu yang tepat. “Ini adalah sebuah momen. Seperti ketika anda mencium kekasih di waktu yang tepat, dan itu sama,” sebut Marquez, yang dilansir dari Speedcafe. Cieeeee…. Lucu ya…

Seiring berjalannya waktu, sampai di 2021 Rossi mulai melempem dan kabarnya akan pensiun, eh… Marquez ikutan melempem karena sering jatuh (bahkan di 2020 mengalami cedera parah sampai naik meja operasi sebanyak 3 kali dan sempat infeksi). Namun, saat mendengar Rossi mau pensiun (disaat yang lainnya mendukung Rossi pension), Marquez malah membujuk The Doctor agar terus balapan. “Dengan Vale- sapaan akrab Rossi, segalanya mungkin. Dia (Rossi) berusia 42 tahun dan masih berlari. Jika dia ingin melanjutkan itu akan bagus untuk MotoGP. Jadi, mengapa tidak?” ucap Marquez, dikutip dari Tuttomotoriweb.

Wah… Kalau Rossi pension kayanya saya bakal kangen banget (tapi mendukung juga sih, karena terlihat sudah tidak sesemangat dulu gaya balapannya) dan apakah akan ada cerita (yang menurut saya) romantis di Moto GP seperti Rossi dan Marquez gaya?

Source & Reference

  1. Tribun
  2. Reddit
  3. Wikipedia
  4. Liputan6
  5. Otomotifzone
Exit mobile version