The Observer

Mitos & Fakta Couvade Syndrome “ Suami Ngidam ”

Penulis: SantiApriani | Editor: Ratna MU Harahap

hamil1

Observer pernah denger istilah Couvade Syndrome kan? Merupakan kondisi mual, muntah, ngidam, sakit punggung, pegal-pegal, dan lemas yang biasanya dialami wanita hamil (biasa disebut morning sickness), namun gejala tersebut dialami sang suami di trimester pertama dan ketiga kehamilan sang istri. Rasanya tidak masuk akal ya,karena yang hamil istrinya tapi suami ikut-ikutan mengalami gejala tersebut. Tapi, hal itu ternyata benar adanya dan sudah dilakukan penelitan-penelitian perihal syndrome tersebut.

Di Indonesia sendiri terdapat mitos-mitos yang berkembang terkait Couvade Syndrome tersebut, mari kita telaah mana yang mitos dan mana yang fakta:

Mitos:

Suami yang mengalami Couvade Syndrome adalah suami yang sangat sayang terhadap istri, tingkat sayang suami yang tidak mengalami syndrome tersebut tidak sebesar mereka yang mengalami Couvade Syndrome.

Fakta:

Bukan hanya hormone wanita yang meningkat saat hamil, para pria juga mengalami peningkatan hormone dalam tubuhnya selama istri mengandung. Menurut penelitian St. George University, 20-80 persen pria di dunia mengalami Couvade Syndrome karena meningkatnya hormone prolaktin dan kortisol. Peningkatan kedua hormone ini bagi pria memungkinkan para calon ayah juga mengalami gejala sama yang dirasakan oleh ibu.

Jadi, bukan karena kadar kasih sayang suami yang menentukan mereka terkena syndrome tersebut, jadi Observer yang sedang hamil dan suaminya tidak mengalami Syndrome tersebut jangan baper dan merasa suami kurang sayang sama Observer ya, Karena ternyata juga kondisi ini lebih rentan pada pria dengan riwayat infertilitas atau ketidaksuburan. Secara psikis, kondisi ini juga bisa disebabkan karena adanya banyak kecemasan yang dipikirkan oleh ayah terkait kehamilan sang istri dan kelahiran anaknya kelak. Dan jangan khawatir, selayaknya morning sickness, kondisi ini tidak akan membahayakan kondisi kesehatan ayah.

Mitos:

Selayaknya wanita hamil yang mengalami ngidam, pria yang mengalami couvade syndrome juga mengalami ngidam dan harus dituruti keinginannya selama ngidam agar bayinya tidak‘ngeces’.

Fakta:

Ngidam bukanlah kondisi yang disebabkan oleh ‘keinginan sang janin’ di dalam kandungan Istri, melainkan dikarenakan hormon. Perubahan hormone tersebut akan memicu indra penciuman dan perasa istri menjadi lebih sensitive terhadap sesuatu. Tidak ada kaitan khusus antara bayi mengeces dengan ngidam yang istri rasakan. Nah… ngidam yang dirasakan wanita hamil saja dikarenakan hormon, apalagi denganpria yang mengalami couvade syndrome. Namun, tidak ada salahnya mengabulkan keinginan sang pasangan saat mengalami ngidam, demi kenyamanan bersama saat menjalani kehamilan (asalkan masih dalam batas yang wajar ya,ga masalah kalau ngidamnya masih seputar di makanan, nah kalau ngidamnya jadi beli rumah atau mobil sport kayanya itu keinginan setiap hari, bukan hanya karena ngidam.

Mitos:

Mereka yang mengalami couvade syndrome masuk kategori/memiliki gangguan kesehatan mental.

Fakta:

Sesuai fakta-fakta yang disampaikan di atas, penyebab pria mengalami couvade syndrome dikarenakan hormon dan/atau karena kondisi psikis karena adanya banyak kecemasan yang dipikirkan oleh ayah terkait kehamilan sang istri dan kelahiran anaknya kelak. Namun, jika kecemasan atau depresi akibat couvade syndrome jadi mengganggu rutinitas sehari-hari dan dirasa berlebihan (missal sampai tidak bisa tidur dan timbul gejala stress berlebihan), sebaiknya tetap mencari bantuan professional kesehatan mental, mungkin saja hal tersebut bukan dikarenakan couvade syndrome namun memang sebenarnya sang suami sudah cukup lama mengalami stress/depresi, namun pemicu / timbul gejalanya bersamaan dengan kehamilan sang istri, kenali baik-baik gejalanya (baca: Jangan Anggap Enteng Depresi!)

Referensi & Sumber:

  1. Idntimes
  2. TheAsianParent
  3. Kompas.com
  4. Pexels.com
Exit mobile version