The Observer

Pelajaran Bisnis untuk Millenials yang Bisa Dipetik dari Film Start Up

Observer sudah nonton serial Netflix “Start-up” yang diperankan oleh Bae Suzy Nam Jo-Hyuk dan Kim Seon-Ho? Kalau membahas siapa yang sebenarnya layak bersanding dengan Seo Dal-mi pasti seru yah? Hm, saya sih tim Han Ji-pyeong lah! Tapi, kali ini kita bukan mau membahas keunggulan Han Ji-Pyeong dan Nam Do-san. Kali ini kita mau membahas pelajaran bisnis yang dapat dipetik dari serial tersebut karena selain cerita yang memang menarik dan pemeran yang sungguh sangat sejuk di mata, sebenarnya  kisah ini sarat dengan pelajaran bisnis.

1.A Leader With Vision

Start UpDi serial ini kita belajar bahwa walaupun Do-San bisa dibilang sangat pintar, terbukti timnya berkali-kali gagal mendapatkan investasi karena dianggap tidak  mampu memberikan business model yang memiliki nilai jual, hingga Dal-mi bergabung dengan tim tersebut. Ide-ide fresh Dal-mi yang akhirnya menjadikan tim mereka sale-able.

2. Chemistry At Work is not just a Gimmick

Dalam serial ini kita melihat bahwa Dal-Mi dan In-Jae sama-sama memiliki leadership yang kuat tetapi pada akhirnya Do-San memilih Dal-Mi menjadi CEO mereka. Dal-Mi yang lebih laid-back terbukti akhirnya bisa bekerja dengan baik dan dapat meng-approach para developer dengan personality-nya itu.

3. Everyone has Their Own Role

Dalam tim Do-San, setiap orang memiliki peran yang berbeda tapi sama penting dalam keberhasilan tim ini. Ada pemimpin, ada developer, designer dan investor. Penting diingat untuk mengingat apa sebenarnya peran kita dalam tim dan “have faith” into your teammate. Saya beberapa kali menemukan kasus anggota tim yang sibuk mengurusi dan mengkritisi pekerjaan orang lain tapi lupa dengan tanggung jawabnya sendiri. Big No No ya Observer.

4. You Can’t Please Everyone

Tidak akan ada keputusan yang bisa menyenangkan semua orang. Jadi kalau Observer berani menjadi seorang pemimpin, bersiap juga menerima kritik dan ketidakpuasan orang-orang sekitar bahkan dari orang yang bisa dibilang dekat dengan kita.

Di Indonesia mungkin belum ada Sand Box seperti di serial tersebut. Sebagai sebuah perusahaan start-up, Observer harus berjuang sendiri. Seperti Nam Do-san dan kedua temannya sebelum bergabung dengan Sand Box, bahkan usaha start-up memerlukan tempat usaha atau kantor yang cukup nyaman dan fleksibel dengan jam kerja start-up yang seringkali tidak menentu, mengapa tidak mempertimbangkan SOHO alias Small Office Home Office (SOHO). Dengan demikian Observer bisa terhindar dari fee tambahan untuk lembur yang biasa dikenakan di gedung-gedung perkantoran. Selain itu, Observer bisa menghemat dari biaya transportasi karena tinggal dan bekerja di tempat yang sama.

Salah satu SOHO yang layak dipertimbangkan adalah Upper West di BSD City. Di sini, walaupun dalam satu unit, space untuk tinggal dibuat di lantai atas sementara kantor ada di lantai bawah sehingga terdapat pemisah antara tempat tinggal dan tempat bekerja. Selain itu, Upper West ini memang sudah disiapkan bagi penghuni untuk menemukan atau meraih kesuksesan, menjalani gaya hidup terkini dan sekaligus mendapatkan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. Upper West juga menerapkan teknologi terbaru untuk dinikmati penghuni, dimana di seluruh gedung sudah ditanamkan instalasi teknologi Smart Systems/IOT (Internet-of-Things), dimana ini merupakan sebuah sistem teknologi pintar yang mampu mempelajari kebiasaan dan aktivitas penghuni selama berada di unit apartemen maupun SOHO, sehingga sistem tersebut akan mampu untuk melayani penghuninya dalam berbagai hal yang bisa terkoneksi dengannya, misalkan menyalakan lampu, AC, memberikan laporan apabila ada tamu yang datang, anak pulang sekolah, dan lain sebagainya. Konsep yang cocok  untuk sebuah start-up atau tech-company.

Matangkan rencana Observer dan bulatkan tekad untuk menjadi Entrepreneur yang berhasil!

Exit mobile version