Salah satu hal menarik dari profesi sebagai seorang konsultan keuangan adalah bahwa saya bisa bertemu dengan beragam individual dengan cerita yang berbeda-beda. Hingga saat ini saya belum menemukan satu personality pun yang sama, bahkan semuanya cukup unik sehingga membuat perencanaan untuk mereka pun benar-benar harus disesuaikan alias customed.

Baru-baru ini saya bertemu sepasang Kakak Adik yang sama-sama berumur 30an, sama-sama dalam tahap mid-career dan sama-sama ingin memulai berinvestasi pada tempat tinggal. Di akhir sesi konsultasi, si Kakak berhasil mendapatkan deal menarik di Lumihous Legenda Wisata besutan Sinar Mas Land, sedangkan si Adik, belum berhasil membeli property. Kok bisa?

Attitude dan pandangan investor terhadap uang dan hasil investasi yang diinginkan sangat menentukan perbedaan portfolio investasi masing-masing individual. Pada saat mulai menghitung dana yang tersedia, kedua Kakak beradik ini sama-sama tidak memiliki dana down payment yang besar. Kemampuan untuk membayar cicilan bulanan ada tetapi tidak leluasa. Di tahap ini, kami belajar mengenai konsep Starter Home vs. Forever Home.

Home 1

Starter home bisa berupa kondominimum, townhouse, atau rumah dengan ukuran cukup untuk 1 keluarga pemula yang pada suatu saat akan dirasakan terlalu kecil pada saat keluarga kita sudah lebih berkembang tetapi terjangkau. Starter home biasanya cukup untuk mengakomodir kebutuhan keluarga muda. Biasanya orang yang membeli starter home berharap bahwa suatu hari, mereka akan dapat membeli rumah yang lebih besar di waktu mendatang.

Home 2

Sedangkan Forever Home adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan pemiliknya untuk waktu yang cukup panjang dan lama. Tidak ada batasan ukuran dan definisi untuk forever house tetapi yang pasti, forever home tidak selalu mewah tetapi akan sanggup menampung pertumbuhan keluarga yang tinggal di dalamnya.

Home 3

Setiap pilihan datang dengan untung dan rugi. Keuntungan membeli starter home adalah harganya yang terjangkau. Sehingga investor tidak perlu memiliki down payment yang besar tetapi sudah bisa memiliki sebuah rumah. Idealnya dengan rumah yang terjangkau saat ini, Observer bisa menabung untuk membeli rumah yang lebih besar alias forever home bahkan dengan tambahan dana apabila Observer menjual starter-home Observer. Observer juga menyimpan kemungkinan untuk tetap memiliki starter-home Observer ketika nantinya membeli forever home Observer sehingga si rumah pertama bisa disewakan sebagai sumber penghasilan pasif. Kekurangannya, tentu saja menjual rumah tidak semudah membalikan telapak tangan.  Bisa jadi Observer kesulitan dalam menjual starter home ini dikala Observer justru perlu dananya untuk membeli sang forever house.

Home 4

Sedangkan keuntungan langsung membeli forever home adalah Observer bisa nyaman tinggal untuk waktu yang lama dan langsung membuat layout sesuai selera Observer. Kekurangannya tentu adalah harganya yang biasanya cukup tinggi sehingga diperlukan uang muka yang cukup tinggi  untuk membeli sebuah forever home.

Ketika menyadari bahwa kondisi keuangan klien saya cukup tetapi tidak leluasa saya mulai membicarakan tentang konsep ini. Tetapi profil keduanya memang berbeda. Sang Kakak menyadari bahwa dia lebih boros sehingga lebih takut memegang uang tunai. Prinsipnya, ia ingin membeli sesuatu dulu dengan harapan kenaikan harga property yang dibelinya akan mengalahkan kenaikan inflasi sehingga akan membantu menambah down payment forever home-nya di kemudian hari.  Si Kakak juga lebih konservatif, sehingga dalam kondisi ekonomi yang sedang tidak menentu ini ia ingin stabilitas yang terjangkau.

Sang adik memutuskan untuk menabung sampai sanggup membeli forever home. Beruntung ia masih bisa tinggal di rumah orang tuanya sehingga masih dapat menabung lebih banyak untuk membeli rumah yang lebih besar tetapi bisa bertahan lama untuk keluarganya.

Home 5

Pilihan ini memang tergantung kepribadian dan kebutuhan masing-masing. Apabila tinggal bersama orang tua bukan opsi, maka pilihan membeli starter home dapat dipertimbangkan. Kuncinya, selain mencari property yang terjangkau, Observer harus jeli melihat peluang naiknya harga property yang Observer incar sebagai starter home. Makanya dalam kasus si Kakak, pilihan jatuh pada Lumihous di Legenda Wisata karya Sinar Mas Land. Perumahan yang berada di jalur LRT Jakarta -Bogor – Depok – Bekasi serta hanya 300 meter dari gerbang tol Cimaci ini digadang memiliki prospek yang bagus dengan pertimbangan setelah LRT beroperasi penuh, maka harga property ini akan meningkat drastis. Harga yang ditawarkan mulai Rp. 800 jutaan dengan 3 kamar tidur yang sudah dilengkapi oleh furniture, sehingga tidak perlu pusing lagi ekstra dana untuk mengisi rumah. Ketika keadaan mendesak rumah pun bisa dijadikan airbnb untuk mencari tambahan. Fasilitas kawasan  perumahan yang sudah establish lama ini pun sangat lengkap, mulai dari supermarket sampai sekolah memastikan “penghematan” di sisi mobilisasi anak.

Jadi, kenali diri sendiri dan kondisi Observer masing-masing dengan baik sebelum memutuskan akan membeli property sekarang dalam bentuk property terjangkau seperti starter home ini atau menabung lebih lama untuk mendapatkan forever home.

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *