The Observer

Say No to Toxic Positivity

Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap

Apa sih sesungguhnya Toxic Positivity itu? Dari beberapa artikel dan jurnal yang pernah saya baca, inilah kalimat yang rasanya paling pas menggambarkan Toxic Positivity yaitu obsesi berlebihan terhadap positive thinking, sehingga menimbulkan rasa percaya bahwa semua hal pasti ada sisi positif yang bisa dicari, walau dalam hal yang paling tragis sekalipun!

TOXIC1

Wow, mungkin kita ngga sadar bahwa kita termasuk salah satu penyebar Toxic Positivity ini. Niat mau menghibur atau memberikan motivasi malah mungkin memberikan dampak yang buruk bagi mereka yang menerimanya. Ayo Observer, pernahkah Observer mengucapkan kata-kata seperti di bawah ini:

Nah kalau iya, selamat yah..berarti Observer sudah menjadi penyebar Toxic Positivity bagi orang yang diajak bicara tersebut.“Tapi kan saya hanya memberikan dia semangat “begitu mungkin pikiran kita dalam hati.

Padahal mungkin perkataan-perkataan ini bisa menyebabkan rasa malu yang mendalam bagi penerima karena dia merasa bener juga ya,begini saja aku sudah sedih. Ujung-ujungnya ia malu untuk berusaha mencari support dalam mengatasi kesedihannya

Atau malah si penerima jadi berusaha menekan perasaan sedihnya sedemikian rupa dan terus berusaha menjadi bahagia atau ceria, padahal hati mereka masih berdarah-darah yang malah lambat laun akan menambah parah rasa sedih mereka.

Bisa juga menimbulkan rasa benci karena si penerima merasa bahwa kita menganggap remeh sesuatu yang penting bagi dirinya.

Jadi apa dong yang sebaiknya kita katakan pada mereka yang sedang merasa sedih atau kehilangan?Hal berikut mungkin bisa jadi panduan bagi Observer dalam memberikan kata-kata penyemangat :

Kalimat Toxic Positivity Gantilah dengan:
“Udah jangan dipikirin, positif thinking aja!” “Udah nggaapa-apa cerita aja, aku dengerin kok!”
“Don’t worry lah, be happy aja“ “Lagi sedih ya? Ada yang bisa aku bantu?”
“Kalau dia aja bisa, kamu juga pasti bisa!” “setiap orang punya kemampuan masing-masing, ngga usah khawatir “
“Cari sisi positifnya!” “Kasih tau ya aku bisa bantu apa!”

Mudah-mudahan ini bisa membantu Observer dalam menghibur atau memotivasi teman yang sedang dalam kesulitan alih-alih menjadi pemicu mereka untuk terjun ke lembah depresi yang lebih dalam!

Referensi:

MedicalNewsToday

HealthLine

Exit mobile version