The Observer

Sejarah Dibalik Paris Fashion Week

Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap

Hai Observer,mumpung lagi ramai dibahas mengenai Paris Fashion Week di dunia maya, saya jadi ingin bahas bagaimana awalnya Paris dan Perancis bisa jadi kiblat mode dunia.

PARIS1

Nah, tahukah Observer bahwa ini semua merupakan jasa dari Raja Louis XIV, yang merupakan raja dengan masa pemerintahan terlama di Perancis,yaitu selama 72 tahun.

Ketika ia pertama kali naik tahta di tahun 1643, pusat mode dunia saat itu bukanlah Perancis,melainkan Madrid. Maklum, saat itu Spanyol sedang berkibar menguasai dunia yang tentu saja membuat perekonomian mereka semakin kuat. Gaya mode Spanyol saat itu adalah bentuk yang kaku dan ketat, dengan dominasi warna hitam. Mengapa hitam? Karena pada saat itu harga tinta hitam sangat mahal, dan Spanyol ingin memamerkan kekayaannya dengan menggunakan sebanyak mungkin warna hitam pada gaya fashionnya. Gaya inilah yang menjadi trend di segala penjuru Eropa.

Pada saat itu Perancis merupakan negara pengimpor terbesar di seluruh Eropa. Mereka mengimpor pakaian dan tekstil dari Spanyol, sementara untuk gorden diimpor dari Belgia, renda-renda dan cermin diimpor dari Venesia, dan sutra diimpor dari Milan.

Namun dibawah kepemimpinan Raja Louis XIV, Perancis pelan-pelan berubah menjadi yang terdepan dalam hal produksi barang-barang mewah. Dengan bantuan dari Jean Baptiste Colbert, menteri keuangan pada saat itu,mereka mengatur agar 1/3 penduduk Perancis masuk ke dalam industri pakaian dan tekstil. Colbert mengatur agar para pekerja ini bisa memiliki spesialisasi masing-masing dan standar tinggi dalam melakukan pekerjaannya, memastikan quality control yang terbaik sehingga barang yang dihasilkan dapat berkompetisi dengan produk impor,tanpa saling menjatuhkan satu sama lain. Selain itu mereka menetapkan larangan mengimpor untuk barang-barang yang bisa diproduksi secara lokal. Bahkan Raja Louis XIV memerintahkan anaknya untuk membakar mantel yang sedang ia pakai karena menggunakan material impor.

Ia juga merenovasi pondok berburu ayahnya, yang terletak di Versailles ( 26km diluar Paris) menjadi sebuah istana yang mewah,tempat untuk mengadakan pesta-pesta kerajaan, pertunjukan seni, musik dan teater. Tempat dimana para bangsawan dan kaum terpandang Perancis berkumpul dan bergembira. Tapi, untuk bisa menghadiri pesta ataupun pertunjukan disini King Louise XIV menerapkan “dress code” yang sangat ketat. Namun demi meningkatkan gengsinya para bangsawan tersebut akan berupaya setengah mati untuk bisa membeli fashion dan perhiasan yang dianggap layak untuk hadir. Tentu saja mereka akan meminjam kepada sang raja!

Walau begitu menurut gossip yang beredar, King Louis XIV kadang menghapuskan hutang para bangsawan tersebut, karena ia percaya kemewahan itu penting, bukan saja untuk meningkatkan perekonomian negara, namun juga untuk gengsi dan kelangsungan kejayaan monarki.

Bukan hanya itu saja, Raja dan Colbert bahkan juga menetapkan bahwa penggunaan tekstil harus disesuaikan dengan musim, ada hiver (winter) atau été (summer). Bahan yang ringan seperti sutra digunakan untuk summer. Bahan yang lebih berat seperti velvet dan satin digunakan untuk winter. Selain itu, ditetapkan juga aksesoris yang harus dimiliki seperti payung, penutup wajah dan kipas pada saat summer, sementara topi, mantel bulu, sarung tangan dan penutup telinga untuk winter.

Pada masa itu,Raja Louis XIV dan Colbert pun sudah menyadari pentingnya menggunakan selebritis sebagai endorser. Raja banyak memberikan subsidi kepada pertunjukan teater sehingga mereka bisa membuat kostum yang luar biasa indah. Raja dan Colbert juga banyak memberikan bantuan untuk pakaian dan aksesoris kepada artis-artis kenamaan Perancis untuk digunakan ketika mereka bepergian ke luar negeri. Tujuannya tentu saja supaya penggemar dari negara lain melihat produk-produk mewah buatan Perancis ini.

Raja Louis XIV sendiri merupakan orang yang sangat stylish. Ia senang menggunakan pakaian yang berwarna mencolok, dengan motif yang ramai,dengan kain yang berlapis lapis. Sangat berbeda dengan mode Spanyol yang mendominasi pada saat itu. Signature Stylenya adalah sepatu berhak dengan warna merah menyala, dan rambut keriting yang tertata dengan indah.

Keseriusan King Louis XIV ini pun berhasil membawa Perancis jauh mengungguli Spanyol dalam bidang fashion, dan menjadikan Perancis sebagai kiblat mode dunia saat itu.

Walaupun monarki berakhir saat Revolusi Perancis pada tahun 1789, namun kejayaan“ high end fashion” dan industry tekstil masih terus berjalan,memberikan nama harum dan tentu saja keuntungan besar bagi perekonomian Perancis. Selain itu,warisan Raja Louis XIV pada industry fashion Perancis masih melekat sampai sekarang, yaitu selalu menganggap industri ini adalah industri yang serius,tak terpisahkan dari perekonomian dan identitas nasional Perancis.

Sumber:

kingpinsshow.com

medium.com

theatlantic.com

Exit mobile version