Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap

Halo Observers, pastinya Observers sudah sangat familier dengan keberadaan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang disebabkan oleh virus jahat yang disebarkan oleh nyamuk. Konon, penderita DBD ini bisa mencapai jumlah sampai 400 juta jiwa setiap tahunnya. Nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan virus DBD ini memiliki sifat yang berbeda dengan nyamuk Anopheles yang menyebarkan virus Malaria. Anopheles biasanya ditemukan di negara-negara miskin, dengan tingkat higienitas rendah, sementara Aedes Aegypti lebih banyak beredar dikawasan yang lebih makmur di negara dengan iklim tropis termasuk Asia Tenggara dan Amerika Latin.

DBD1

Walaupun dalam kebanyakan kasus, gejala yang dirasakan hanyalah gejala ringan seperti flu biasa, namun dalam beberapa kasus beberapa pasien merasakan gejala yang lebih berat, seperti sakit kepala hebat, muncul ruam di kulit, demam tinggi dan nyeri yang amat sangat di otot-otot tubuh. Sekitar 500.000 pasien DBD pada akhirnya harus menjalankan perawatan di rumah sakit untuk menghindari terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan shock dan perdarahan internal. Setiap tahunnya, sekitar 20.000 pasien akhirnya tidak dapat bertahan dan meninggal, dan hal ini kebanyakan terjadi pada pasien anak-anak.

DBD2

7 tahun yang lalu sebenarnya sudah ada vaksin pertama DBD, yang dikembangkan oleh Sanofi. Vaksin ini bernama Dengvaxia. Namun masih ada lubang besar dalam pengimplementasiannya, karena ternyata vaksin ini hanya efektif bagi mereka yang sudah pernah terinfeksi sebelumnya. Kemudian, sebelum diberi vaksin, diharuskan untuk melakukan tes darah terlebih dahulu untuk menilai beberapa parameter yang dibutuhkan.

Hal ini memacu Takeda Pharmaceutical, perusahaan obat dari Jepang, untuk melipatgandakan usaha untuk mengembangkan vaksin alternatif. Sampai akhirnya Takeda berhasil mengembangkan Vaksin Qdenga.

DBD3

Proses pengembangan vaksin DBD ini bukanlah sebuah proses yang mudah. DBD dapat disebabkan oleh 4 strain virus, sehingga proteksi harus dibentuk untuk menangkal ke 4 jenis strain virus tersebut. Di beberapa kasus, reinfeksi oleh strain kedua akan menyebabkan gejala yang lebih banyak dan parah. Hal ini diakibatkan karena antibody yang telah berperang melawan virus dari strain pertama akan menempel sehingga malah memudahkan virus strain kedua untuk masuk ke sel tubuh manusia. Para peneliti khawatir bahwa pola ini akan berulang ketika diberi vaksin. Hal ini juga yang menjadi akar kesulitan dari Vaksin Dengvaxia

Untuk memastikan bahwa Vaksin Qdenga tidak memiliki masalah yang sama, Takeda melakukan penelitian terus menerus selama 4 tahun, sampai akhirnya mencapai hasil yang memuaskan, ketika Vaksin Qdenga berhasil menekan jumlah pasien yang harus dirawat sebanyak 84% dan jumlah pasien baru sebesar 61% tanpa menimbulkan resiko yang berarti.

Kabar gembiranya adalah ternyata vaksin Qdenga ini sudah mendapat persetujuan untuk digunakan di Indonesia pada bulan Agustus tahun 2022 kemarin. Dari Pihak Takeda sendiri mengeluarkan pernyataan bahwa vaksin Qdenga ini akan mulai dijual di awal tahun 2023.

Sementara itu di bulan Oktober 2022 kemarin dewan penasihat Uni Eropa mengeluarkan pernyataan kalau vaksin ini sudah bisa diberikan pada anak usia 4 tahun.

DBD4

Takeda juga sedang melakukan proses otorisasi di beberapa negara termasuk Amerika Serikat.

Kehadiran Vaksin Qdenga ini disambut baik oleh para ahli dari segala penjuru dunia, karena saat ini hampir ½ dari penduduk dunia beresiko untuk tertular DBD, terutama dengan adanya perubahan iklim yang akan meningkatkan populasi nyamuk. Di Amerika Serikat baru-baru ini terjadi wabah DBD di Florida, Hawaii dan Texas. Sementara di Eropa, wabah DBD terjadi di Prancis, Kroasia dan Portugal.

Tentu saja perkembangan vaksin Qdenga ini harus terus dimonitor dengan ketat. Namun, upaya yang dilakukan Takeda untuk mengembangkan vaksin ini merupakan sebuah breakthrough di dunia kedokteran, karena virus DBD ini merupakan salah satu virus “tua” yang efeknya cukup mematikan namun belum ada vaksinnya.

Sumber:

www.bloomberg.com

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *