The Observer

The Inspiring Kobe Bryant

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Sudah seminggu lebih semenjak berita kecelakaan helicopter yang merenggut nyawa Kobe Bryant dan anaknya Gianna Bryant mengagetkan seluruh dunia.  Saya sendiri bukan fans berat Kobe Bryant.  Malah dulu cenderung tidak mendukung karena semua tim unggulan saya ada di bagian timur Amerika Serikat.  Tapi, saya memang suka olahraga.  Sempat beberapa tahun tinggal di New York City membuat saya benar-benar dimanja dengan menonton langsung pertandingan-pertandingan kelas dunia dari mulai duduk beberapa meter dari Michael Jordan di Madison Square Garden hingga selangkah dari Derek Jetter di Yankees’ stadium.   Setelah berita kepergiannya, saya mulai mencari tahu lebih banyak tentang Kobe Bryant, hingga saya menemukan video kumpulan speech Kobe Bryant di situs NBA.

 

 

Kobe Bryant, lahir di Pennsylvania Amerika Serikat pada 23 Agustus 1978.  Selepas SMA di usia yang sangat muda, dia masuk ke dalam urutan ke 13 draft NBA tahun 1996.  Terkenal sebagai shooting guard untuk The Lakers selama 20 tahun terakhir, Kobe sebenarnya lebih dulu di draft oleh Charlotte Hornets.  Tidak lama Hornets menukar Kobe dengan Vladimir Divac.  Ternyata bermain di club LA Lakers merupakan salah satu mimpi sang Bintang.  Di sana dia bertemu dengan Shaquille O’Neal dan berdua mereka sukses mengantar LA Lakers menjuarai NBA.  Karir Kobe Bryant sangat bersinar dengan berbagai penghargaan yang diterimanya sebagai pemain NBA: 5 kali menjuarai NBA bersama LA Lakers, 2008 NBA Most Valuable Player dan 2 kali NBA Final MVP.  Belum lagi 2 medali emas olimpiade bersama timnya mewakili Amerika Serikat.

 

 

Perjuangannya mencapai kegemilangan karirnya bukan perkara mudah walaupun ayahnya sendiri, Joe Bryant, merupakan salah satu pemain NBA di jamannya.  Saya cukup mengikuti NBA Draft karena tempat saya bersekolah dulu, Syracuse University, beberapa kali mengantarkan student athlete-nya menjadi atlit professional baik itu di NBA maupun NFL.  Salah satunya adalah Carmelo Anthony.  Anthony sempat maju mundur untuk meninggalkan sekolah dan ikut draft NBA. Dalam beberapa wawancara, keluarganya juga sempat khawatir apabila Carmelo Anthony terlalu mudah bergabung dengan NBA karena takut mentalnya tidak siap.  Carmelo Anthony akhirnya meninggalkan Syracuse University pada junior year-nya.  Bayangkan perjuangan seorang Kobe Bryant yang masuk begitu tamat SMA.   Kobe Bryant adalah inspirasi.  Prestasi dan ambisinya menjadi motivasi bagi banyak remaja untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Mamba Academy adalah organisasi yang dibangunnya untuk membantu atlit-atlit muda.  Dikaruniai 4 putri, Bryant juga fokus pada atlit-atlit wanita yang selama ini kurang mendapat perhatian dibandingkan pada atlit pria.  Salah satu kalimat Kobe yang menurut saya sangat menginspirasi seperti disadur dari situs resmi NBA :

 

“What I learn is to always keep going.  Do I love the process? Ha ha Those boring agonizing Processes? Ha ha Those time when you wake up early and work hard? Those time when you stay up late and work hard? Those times when you don’t feel like working when you’re too tired you don’t want to push yourself but you do it anyway. That is actually the dream! I gave my soul to this game until there’s nothing more I can give!”

 

The Hawk Basketball, Expindo Center BSD

 

Kalau Observer juga fans berat Kobe Bryant, yuk terus hidupkan inspirasi dan semangatnya.  Di sekitar BSD City ada beberapa lapangan basket indoor, tetapi ada dua lapangan dengan kualitas dan ruangan yang paling baik ada di The Breeze dan di Expindo Center.

 

Elite Basketball The Breeze BSD

 

Keduanya berstandar internasional dan ada klub yang berlatih rutin dengan berbagai jenis kelas seperti pemula, kelas putri dll.  Kalau Observer kebetulan tinggal di Whelford, Greenwich Park, lapangan basket Expindo Center hanya berjarak 10 menit dari Whelford.  Rest in peace, Black Mamba.  Your spirit will live forever.

 

Whelford at Greenwich Park

 

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Exit mobile version