Mencari sekolah memang gampang-gampang susah. Sekilas semua sekolah sama saja. Padahal, dari sisi kurikulum dasar saja kita harus memilih diantara empat kurikulum yang lazim beredar di Indonesia. Kurikulum tersebut adalah kurikulum nasional (saat ini K-13), kurikulum nasional plus, Cambridge atau International Baccalaureate (IB). Lebih jauh dari kurikulum, calon orang tua harus memperhatikan metode pembelajaran. Kurikulum yang sama apabila disampaikan dengan metode yang berbeda akan menghasilkan lulusan yang berbeda karakter. Contohnya, belajar membaca apabila disajikan dengan metode konvensional, akan lebih cepat membuat anak bisa membaca. Tetapi, apabila disajikan dengan metode active learning, siswa memang biasanya lebih lambat bisa membaca tetapi, bersamaan dengan kemampuannya membaca, umumnya imajinasi anak dan kreativitasnya ikut berkembang.
Terkadang, karena lebih gampang dilihat, orang tua murid memutuskan sekolah anak berdasarkan fasilitas yang ditawarkan. Gedung yang nyaman cenderung mewah, computer bermerek dan lain-lain seringkali menjadi acuan. Ada baiknya, pada saat melihat sekolah, cocokan antara fasilitas yang ditawarkan dengan kurikulum / metode yang ditawarkan. Contohnya, sekolah-sekolah yang mengklaim mengajarkan active learning dan mendorong kreativitas, layaknya memiliki ruang kelas yang besar karena ruangan tersebut harus dapat menampung berbagai media dan alat pembelajaran untuk berbagai interest atau ketertarikan anak. Ada anak yang tertarik pada science, pada art dan lain-lain sehingga sekolah yang mengklaim menggunakan metode ini seharusnya memilki alat peraga yang beragam.
Percayakan bahwa mencari sekolah tidak mudah? Belum lagi kalau memasukan faktor anggaran. Tapi, kira-kira, sama tidak ya tips mencari sekolah di masa pandemi covid ini dan pada saat tidak pandemi? Seharusnya sih sama saja, tapi nyatanya tidak. Ada hal-hal tambahan yang harus Oberver pertimbangkan dalam mencari sekolah dikala pandemic seperti ini.
Walaupun beberapa sekolah sudah mulai membuka sekolah, lebih banyak sekolah menerapkan system hybrid atau bahkan full online untuk mengantisipasi resiko penularan virus Covid-19 ini. Nah, ini yang harus diperhatikan dan dimengerti saat ini Obersver. Online learning seperti apa yang ditawarkan oleh calon sekolah anak Observer?
Banyak sekolah mengklaim bahwa mereka menggunakan system interactive online learning? Benarkah? Berikut adalah hal-hal tambahan yang penting yang harus Observer perhatikan saat mendaftar sekolah dimasa pandemic ini sebagai tambahan dari hal-hal penting diatas:
1. Interaksi seperti apa yang ditawarkan selama masa belajar online?
Ada sekolah yang menawarkan interaksi penuh dengan siswa dimana siswa betatap muka dengan guru dan teman-temannya persis seperti kelas biasa tetap via platform tertentu. Tetapi ada juga yang interaksinya hanya melalui pesan whatsapp. Sebisanya pilih sekolah yang masih menyediakan waktu bertatap muka dengan siswa karena anak-anak masih perlu mendengarkan penjelasan langsung dari guru dan tidak sepenuhnya mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru.
2. Apakah Observer dapat mengakses guru dengan mudah?
Dalam artikel “Tahun Ajaran Baru, Orang Tua Dilarang Stress!”, kita sudah membahas bahwa komunikasi guru dan orang tua haruslah sangat intens dimasa seperti ini. Guru perlu memiliki rasa ingin tahu sampai dimana progress yang sudah dibuat anak Observer di sekolah dan membuat adjustment atas materi pembelajarannya apabila diperlukan. Teman saya baru bercerita bahwa sekolah anaknya melarang akses langsung kepada guru bahkan melalui whatsapp. Sementara anaknya ini sudah di tingkat SMA dimana pelajarannya juga bukan yang mudah diikuti oleh semua parents. Padahal uang sekolahnya sudah diatas Rp. 2,000,000 / bulan. Hal ini sangat membuat frustrasi orang tua di masa pandemic ini.
3. Apakah Sekolah memberikan bantuan dan dukungan penuh bagi orang tua dan siswa?
Ini merupakan bonus, tapi, sekolah yang dapat menawarkan bimbingan konseling dari psikolog professional memiliki nilai plus tinggi di saat seperti ini karena bisa membantu anak maupun Observer dalam mengatasi stress di masa sulit ini.
Tetap semangat mencari sekolah untuk putra putri tercinta Observer! Walaupun lebih sulit tapi pasti ada satu yang cocok untuk anak-anak Observer.
