Sepupu saya baru saja membeli satu unit SOHO di Upper West BSD City. Awalnya, saya kira, ini adalah pemberian ibunya alias Tante saya. Rupanya, sang mama membantu melunasi cicilan ringan Rp. 8 juta per bulan yang sedang berlaku saat ini di Upper West sebanyak 12 kali setelah itu sepupu saya berjanji akan melunasinya. Saya terkejut juga mendengar deal ini karena sepupu saya ini sebenarnya masih kuliah. Kok berani ya dia ambil tanggung jawab sebesar itu? Ketika saya bisik-bisik bertanya “Apa gak kasihan Tante? Nanti kuliahnya terganggu lho?” – Tante saya hanya tertawa.

“Ih, kamu mah gak tau, diem-diem usaha membuat kuenya nya sudah banyak menghasilkan. Justru ini Tante bantu 12 bulan pertama supaya dia bisa nabung takut nanti perlu modal yang lebih besar lagi untuk usahanya. Rp. 8 juta per bulan memang besar untuk anak kuliahan tapi, dia keukeuh mau di Upper West karena ini adalah tempat impian para entrepreneur”

Anak 1

Anak 2

 Disitu saya setuju banget bahwa Upper West memang tempat impian bagi para entrepreneur muda.  Gimana gak menjadi impian coba? Hunian yang satu ini memang ditujukan investor yang memiliki visi bisnis. Upper West juga punya fasilitas yang unik seperti fasilitas Experimental Resto, sebuah restoran temporary yang dilengkapi dengan kitchen standard resto , yang bisa disewa sesuai dengan kebutuhan atau Creator Room, yang dilengkapi dengan beragam perlengkapan canggih untuk membuat video ataupun rekaman musik, dan yang bisa menikmati hanya mereka yang sudah jadi penghuni.

Anak 3

Communal Kitchen

Anak 4

Experience Lounge

Anak 5

Experimental Resto

Yang saya gak tau bahwa usaha sepupu saya ini ternyata sudah cukup maju sehingga dia pede untuk mencoba mencicil apartemennya sendiri! Sepupu saya ini sudah mulai berjualan semenjak dia SMP. Berbagai barang berusaha dia tawarkan sehingga akhirnya settle dengan usaha kue unik yang sudah dia rintis semenjak awal dia kuliah. Kenapa unik karena sepupu saya ini juga melukis dan membuat kue.  Dari mulai menawarkan jasa graphic design sampai membuat hampers hari raya sudah dia jalanin, tapi akhirnya, melukis diatas cake dan cookies menjadi nichenya.  Menurut saya, peran Tante dan Om saya sebagai orang tuanya juga cukup besar.  Ini tipe orang tua yang sangat mendukung anaknya terjun ke dunia bisnis dan cukup progresif. Mulai dari diskusi ide, sampai mengantar si anak mencari bahan untuk berbagai usahanya yang jatuh bangun. Bukan tipe orang tua yang memaksa anak-anaknya untuk berprestasi di kelas atau seperti banyak orang tua yang kemudian memilih anak-anaknya untuk memiliki profesi “konvensional” seperti dokter, insinyur dan lain-lain.

Ternyata, Menurut Forbes, banyak manfaat yang bisa dipetik langsung oleh anak-anak kita kalau mereka diberikan kebebasan untuk mencoba berusaha semenjak usia dini bahkan saat mereka berusia belasan, antara lain:

Anak 6

  1. Start-up akan mengajarkan anak-anak Observer untuk memahami bahwa kegagalan adalah jalan menuju perbaikan.

Sesuai usianya, kebanyakan remaja tidak mau berbeda dibandingkan dengan teman-temannya.  Usaha mengajarkan anak-anak kita untuk mengambil resiko dan apabila gagal, kemungkinan terburuk adalah “kid, you can have a unique experience you can use to apply for cool colleges or for a job interview”.

  1. Usaha dapat mengajarkan remaja untuk memiliki passion yang dapat dijual

Mungkin minat anak Observer terhadap sesuatu secara mendalam bisa menjadi solusi terhadap suatu masalah dan bisa di monetize.  Contohnya, memotivasi remaja lain untuk lebih suka membaca dan menulis seperti Adora Svitak.

  1. Usaha yang berasal dari garasi rumah Observer bisa berakhir dengan harga jutaan dollar

Saya jadi teringat anak saya sendiri.  Beberapa waktu yang lalu dia sempat punya ide untuk menjual karikatur para member K-pop sesuai pesanan dan ingin membuat beberapa post-card dengan karikatur K-pop.  Saya tidak menanggapi dengan serius, dan malah tanpa sengaja bilang “Duh kak, udah mau ujian SMP lho ini!” – Maybe I should think again and literally make time to sit down and listen to her idea.  Who knows? Sekarang karikatur, besok mungkin menjadi sesuatu yang imajinasi saya sendiri tidak sampai?

  1. Entrepreneurship mengajarkan remaja untuk bekerja keras

Daripada sebagai orang tua kita cuma kasih teori “kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita” mendingan, kita support anak-anak untuk merasakan sendiri arti kerja keras yang sesungguhnya.

  1. Fokus pada sesuatu seharusnya lebih baik (terutama untuk millennials)

Nah, daripada kita ngomel-ngomel melihat mereka bermain gadget seharian, mendingan kita support bisnis mereka kan?

  1. Social Media is the new Business Media.

Daripada social media anak-anak kita ini dipakai untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, lebih baik kalau mereka gunakan untuk menjual produk mereka kan?

Sepertinya saya setuju nih dengan argumen-argumen ini dan akan berusaha jauh lebih ssupportif dengan segudang ide-ide anak ABG saya untuk berjualan dan berusaha.  Siapa tahu, di jamannya nanti, dia juga bisa membeli property keren seperti Upper West dengan usaha sendiri.

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *