(Sumber gambar : emaze.com)

Lahir di Bandung pada 18 Maret 1921, Barli Sasmitawinata merupakan salah satu seniman yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan Seni Rupa Indonesia. Beliau adalah satu-satunya pelukis yang berhasil menyambungkan dua gugus perkembangan seni lukis Indonesia, yaitu seni lukis masa kolonial dan seni lukis modern Indonesia.

Karir beliau dimulai dari kakak iparnya, yang memintanya untuk belajar melukis di studio Jos Pluimentz, seorang pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung. Disana ia belajar berbagai teknik-teknik melukis realis dan menjadi satu-satunya murid pribumi yang belajar bersama Pluimentz. Selain belajar pada Pluimentz disana juga Barli Sasmitawinata berkesempatan untuk belajar pada Luigi Nobili, seorang pelukis asal Italia. Disini juga ia bertemu dengan Affandi, yang sedang menjadi model lukis untuk Nobili. Selain menjadi model Luigi untuk mendapatkan uang tambahan, Affandi juga ikut belajar melukis. Pertemuan ini juga yang akhirnya akan membawa Barli, Affandi dan rekan-rekannya yang lain membentuk Kelompok Lima Bandung.

Barli Sasmitawinata bersama Affandi Hendra Gunawan, Soedarso, dan Wahdi Sumanta, membentuk Kelompok Lima Bandung. Kelompok berkarya sambil belajar bersama yang dipelopori oleh Affandi dan Wahdi. Konon kelompok ini dibentuk atas kekaguman dari Barli dan tiga rekan lainnya di kelompok ini kepada Affandi. Kelompok ini adalah salah satu kelompok yang memberikan pengaruh besar terhadap dunia Seni Rupa Indonesia. Barli kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di Eropa.

Barli mendapatkan kesempatan untuk belajar di Eropa pada tahun 1950, beliau mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda untuk belajar di Academie Grande de la Chaumière, Paris, Perancis. Setelah itu Barli meneruskan studinya di Rijksacademie voor Beeldende Kunsten, Amsterdam, Belanda, hingga tahun 1956. Di Eropa Barli kembali memperoleh banyak pengetahuan teknik melukis realistik. Selama dua tahun di Eropa, Barli pernah hingga setiap dua jam dalam sehari hanya menggambar nude untuk mempelajari anatomi manusia lebih dalam.

Sepulang dari Eropa, Barli kembali mendirikan studio Rangga Gempol. Sanggar yang Barli bangun hingga menjadi Bale Seni Barli di Padalarang, Bandung. Beliau sempat mengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kemudian berhasil menerbitkan murid-murid cemerlang seperti AD Pirous, Huang Fong, dan Chusin. Selain mengajar di ITB, Barli juga merupakan salah satu inisiator berdirinya program studi pendidikan seni rupa di IKIP Bandung yang sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-83, pada 18 Maret 2004 menunjukkan penghargaan yang sangat tinggi kepada Barli Sasmitawinata. Pos Indonesia menerbitkan perangko yang bergambar lukisan Potret Diri Barli, salah satu lukisan terkenal yang diciptakan oleh Barli pada tahun 1974. Bersamaan dengan pameran perayaan ulang tahun Barli yang ke-83 itu diluncurkan pula sebuah buku karangan Nakisbandiah. Ia adalah istri kedua Barli setelah istri pertamanya meninggal dunia 11 pada Juli 1991. Buku tersebut berjudul “Kehidupanku Bersama Barli”.

Sebelum meninggal Barli sempat dirawat di rumah sakit selama satu bulan karena berbagai keluhan sakit usia lanjut. Baru pada hari Minggu 4 Februari 2007, Barli pulang ke rumahnya. Selama di rumah, Barli sempat beramanat agar keluarga besar Bale Seni Barli terus memelihara lembaga pendidikan tersebut. Barli juga masih sempat melukis meskipun sedang sakit. Sehari sebelum meninggal ia masih meneruskan lukisannya di kamar. Lukisan yang belum selesai itu bahkan masih belum sempat diberi judul.

Barli Sasmitawinata meninggal pada Kamis 8 Februari 2007 sekitar pukul 16.25 di Rumah Sakit Advent, Bandung pada usia 86 tahun. Jenazah disemayamkan di Museum Barli, Bandung. Menurut Hendra, salah satu Guru di Bale Seni Barli, Barli dibawa ke RS Advent pukul 09.00 karena muntah-muntah. Ia meninggal pada pukul 16.25 dan dibawa ke rumah duka pukul 17.30. Banyak kerabat yang berdatangan untuk melayat. Jenazahnya di Dimakamkan pada hari Jumat 9 Februari 2007 di Taman Makam Pahlawan Cikutra.

Museum Barli, Sukasari Bandung

[URIS id=8072]

Bale Seni Barli, Padalarang, Bandung Barat

[URIS id=8077]

(sumber gambar : balesenibarli.blogspot.com)

(Sumber artikel : Wikipedia & serupa.id)

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *