Sudah bertahun-tahun pembicaraan mengenai teori hari kiamat ini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Tidak hanya rakyat biasa, ternyata hal ini juga menjadi pembicaraan hangat di pesta-pesta mewah yang digagas oleh para miliuner Silicon Valley.

Seperti layaknya miliuner, apapun yang mereka pikirkan dan inginkan maka akan segera terlaksana.

Baru-baru ini terlihat ada sedikit kehebohan di New Zealand. Ada 2 bunker perlindungan seberat 150 ton yang tiba dalam beberapa bagian lewat jalan darat dan laut dari sebuah gudang di Texas. Bunker tersebut kemudian diletakkan 11 kaki di dasar tanah.

Bunker Perlindungan
                                                                                      Rancangan Bunker dan Dome Cap Bunker

Ternyata bunker-bunker tersebut milik 7 miliuner yang berasal dari Silicon Valley. Selama 2 tahun mereka dibantu Rising S Co, sudah membangun bunker perlindungan bawah tanah di New Zealand. Penjelasan ini didapat dari Gary Lynch, General Manager Rising S Co.

Begitu keluar tanda-tanda terjadinya kehancuran massal, seperti perang nuklir, perang senjata kimia atau virus mematikan, ataupun munculnya serangan-serangan dari kelompok tertentu, maka para miliuner ini sudah siap untuk naik ke private jet mereka masing-masing langsung menuju bunker perlindungan di New Zealand.

Hal ini sedikit banyak mengingatkan saya pada sebuah film berjudul “2012” dimana saat itu pihak pemerintah Amerika Serikat sudah mempersiapkan beberapa “Bahtera Nuh” untuk menyelamatkan manusia-manusia terpilih dari kiamat global. Tentu saja di antara manusia-manusia terpilih itu adalah miliuner-miliuner yang rela membayar jutaan dollar untuk mendapatkan tiket masuk ke “Bahtera Nuh” ini.

Kemudian, saya berpikir, kenapa harus New Zealand ya? Kenapa tidak ke daerah lain seperti Jerman atau Rusia yang memiliki kekuatan militer dan kapabilitas teknologi yang tinggi.

Ternyata, New Zealand dipilih karena dia adalah Negara yang cukup netral, tidak memiliki banyak musuh, tidak dijadikan target atau sasaran serangan dari negara-negara lain. Saat ini pun, banyak pengungsi dari daerah-daerah konflik yang memilih untuk migrasi ke New Zealand.

New Zealand
                                                                                                      Keindahan New Zealand

Selain itu lokasi New Zealand juga cukup terpencil, di ujung paling selatan bumi kita. Luas area New Zealand cukup besar, dengan jumlah penduduk hanya 4.8 juta jiwa dan jumlah domba 6 kali lebih banyak dari jumlah penduduknya. Negara ini juga terkenal dengan keramahan penduduknya dan gaya hidup mereka yang cenderung santai dan easy going. Nilai property di New Zealand juga masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan di California atau di San Fransisco.

Hal-hal di atas yang membuat New Zealand menjadi destinasi populer untuk para miliuner yang memiliki rasa paranoid yang berlebihan terhadap fenomena hari kiamat.

Terpencilnya lokasi New Zealand yang dulu merupakan kelemahannya, sekarang berbalik menjadi asset yang cukup menentukan. Walaupun harus melewati proses yang tidak mudah, tapi pemerintah New Zealand mengizinkan warga negara asing untuk bisa membeli property. Namun mereka harus memiliki visa investor, yang mensyaratkan pemilik visa ini untuk menginvestasikan dana sebesar NZD $10 Juta (setara dengan US$ 6,7 juta atau kurang lebih 99 miliar rupiah) selama minimal 3 tahun di New Zealand.

Sejak pemerintah Trump berkuasa, tercatat sudah ada 17 warga negara Amerika Serikat yang mengajukan aplikasi pada tahun 2017 ini. Bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 6 warga negara Amerika serikat. Salah satu nya adalah Julian Robertson ,seorang miliuner dari bidang hedge fund dan James Cameron, sutradara film Titanic, yang sudah memanfaatkan visa investor ini untuk membeli property di New Zealand.

Tapi sejak kejadian yang melibatkan Peter Thiel, penemu PayPal, yang diberikan kewarganegaraan New Zealand hanya dalam waktu 12 hari sejak tiba di New Zealand yang menimbulkan banyak kecurigaan mengenai proses jual beli kewarganegaraan, Pemerintah New Zealand mulai memperketat kebijakan ini. Thiel sendiri dikabarkan sudah membeli rumah senilai US$ 13.8 juta yang sudah dilengkapi dengan bunker bawah tanah, di pinggir danau Wanaka.

Di bulan Agustus kemarin pemerintah New Zealand sudah mengeluarkan larangan bagi warga negara asing untuk membeli property di New Zealand.

Penduduk New Zealand sendiri memandang fenomena ini sebagai hal yang absurd. Namun seperti yang dikatakan bekas perdana menteri New Zealand, John Key, bahwa kondisi New Zealand yang dianggap sebagai lokasi terjauh dari zona berbahaya membuat banyak orang berpikir bahwa New Zealand adalah zona aman terakhir. Mereka yang memiliki sumberdaya yang tidak terbatas pasti sudah memikirkan beragam cara dan jalan untuk menjadi survivor dan tidak berkeberatan untuk mengeluarkan dana sedikit lebih banyak untuk mewujudkan rencana mereka ini.

Sillicon Valley
                                                                                                          Banjir di New Zealand

Bagi para warga negara Amerika Serikat teori tentang hari kiamat ini memang sudah banyak berseliweran. Yang berbeda dari para milliuner Silicon valley ini adalah mereka menanggapi dan berusaha mencari jalan keluarnya dengan serius.

Tentunya harga yang harus dikeluarkan oleh mereka tidaklah murah. Menurut Vicino dari Rising S Co, pembuatan bunker berikut biaya pengangkutan dan instalasi nya bisa mencapai US$ 8 juta.

Membutuhkan waktu 2 minggu untuk proses perakitan dan peletakkan bunker di dalam tanah. Dan semua harus dilakukan secara rahasia tanpa sepengetahuan penduduk lokal.

Hmmm, setelah membaca semua ini timbul ide baru di kepala saya, apakah sudah saatnya beralih profesi menjadi pembuat bunker? Pangsa pasar cukup terbuka luas, terutama di Amerika Serikat yang terkenal paranoid dengan hal-hal yang menyangkut hari kiamat.

Sumber artikel : https://www.bloomberg.com/features/2018-rich-new-zealand-doomsday-preppers/

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *