Hai Observer, mungkin sebagian dari kalian pernah mendengar seseorang yang bernama Stephen Curry karena dia cukup aktif di Instagram dengan followers 35 Juta tapi mungkin anda belum tahu apa yang membuat dia begitu terkenal. Dari segi fisik, Steph bisa dibilang kecil hanya 191 cm jika dibandingkan dengan pemain lain yang rata-rata diatas 2 m. Seperti yang kalian tahu Michael Jordan adalah salah satu pemain terbaik sepanjang masa, tapi dia tidak melakukan revolusi atau perubahan terhadap permainan basket.

Saya teringat pada tahun 2010 ketika bermain playstation 3 dan bermain NBA 2k10, saya senang sekali mencoba pemain-pemain yang tidak memiliki rating tinggi tapi ternyata jago. Salah satunya adalah Stephen Curry yang baru di draft/tarik ke NBA oleh Golden State Warriors. Dengan rating yang dibilang rendah hanya 69,dimana rating tinggi  itu adalah 90. Saya senang sekali menggunakan dia karena 3-point shootnya selalu masuk dibandingkan pemain lain yang memiliki rating jauh lebih tinggi. Hingga akhirnya saya melihat tim mereka juara pada musim 2014-2015.

curry1
Source : https://www.mercurynews.com/2018/09/26/stephen-curry-calls-his-offseason-work-one-of-the-best-summers-i-had/

Singkat cerita, Stephen Curry memiliki bapak seorang pemain basket juga bernama Wardell Curry sebagai spesialis 3 poin yaitu pemain yang menunggu dioper oleh playmaker/point guard dan siap untuk menembak 3 poin. Pada awal karir di 2010, Golden State Warriors merupakan tim underdog yang tidak memiliki bintang dan hanya memiliki satu orang scorer. Maka dari itu, Stephen Curry dan tim masih pada peringkat bawah. Dalam NBA, setiap tahunnya tim dapat merekrut pemain baru yaitu bisa dari lulusan SMA, kuliah atau dari luar negeri dan semakin rendah peringkat tim, maka semakin tinggi urutannya dalam memilih pemain tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Golden State Warriors mendapatkan lulusan pemain bagus yang juga jago menembak 3 poin yaitu Klay Thompson. Pada musim 2014-2015, Golden State Warriors merekrut seorang pelatih yaitu Steve Kerr yang melihat potensi mereka berdua dalam menembak 3 poin sehingga merubah gaya permainan menjadi selalu mencari ruang untuk mereka berdua supaya dapat bebas dari penjaganya dan menembak 3 poin. Klay Thompson merupakan pemain catch and shoot dimana ia akan mencari ruang kosong untuk dioper dan kemudian menembak. Lain hal dengan Stephen Curry yang bisa menciptakan ruang sendiri untuk menembak dengan cara mendrible sambil menggocek lawan dan kemudian menembak.

curry2
Source : https://thesportsrush.com/nba-news-steph-curry-and-klay-thompson-are-the-greatest-backcourt-ever-2-time-nba-champion-explains-why-warriors-stars-make-a-goat-duo/

Stephen Curry menembak dengan cepat atau Quick Release sehingga sangat sulit untuk lawan memblock tembakannya dan juga dia bisa menembak dari angle tersulit karena lawan pun sudah tahu bahwa dia kemungkinan besar akan menembak 3 poin. Selain itu, dia juga tipikal pemain yang sangat mudah untuk mendapatkan momentum dan ketika dia sudah on fire, tembakan dalam posisi manapun pasti masuk. Hal tersebut sering membuat lawan frustrasi karena walaupun sudah dijaga sekuat tenaga pun dia masih bisa menembak 3 poin dan masuk. Alhasil pada musim 2014-2015, Golden State Warriors menjadi Juara NBA dengan rata-rata poin per game tertinggi karena selalu 3 poin dengan persentase shooting terbaik.

Skill Stephen Curry dalam menembak 3 poin membuat tim lain berubah gaya permainan mereka karena mereka bersusah payah untuk mencari ruang untuk ke dalam kemudian layup mendapatkan 2 poin, sedangkan Stephen Curry bisa dengan mudah scoring 3 poin seperti tidak ada usaha sama sekali. Saya mulai ngefans dengan Steph pada musim tersebut karena seru ketika melihat dia menembak dari angle manapun dan posisi apapun, bola tetap masuk. Pada musim berikutnya, Golden State Warriors mencetak rekor sejarah NBA dengan menang 73 kali dan 9 kali kalah, mengalahkan rekor Chicago Bulls pada tahun 1995-1996 dengan bintangnya Michael Jordan, Scottie Pippen dan Dennis Rodman yang menang 72 kali dan kalah 10 kali. Pada musim 2015-2016 itu, Stephen Curry menjadi Most Valuable Player walaupun kalah di Final ketika bertemu Cleveland Cavaliers yang dipimpin oleh Lebron James dan Kyrie Irving.

Pada musim selanjutnya, Golden State Warriors merekrut pemain bintang yang bisa dibilang memiliki skill set yang komplit untuk scoring yaitu Kevin Durant. Alhasil mereka berhasil menjadi juara NBA mengalahkan Cleveland Cavaliers 2 kali berturut-turut. Hingga pada musim 2018-2019 pada final kejuaraan, Kevin Durant dan Klay Thompson mengalami cedera yang parah sehingga Stephen Curry belum bisa membawa Golden State menjadi juara lagi karena dia sering dijaga 2 orang dan rekan tim nya belum bisa memanfaatkan hal tersebut.

curry3
Source : https://bleacherreport.com/articles/2738560-stephen-curry-includes-letter-seeking-more-rings-in-championship-pack-shoes

Efek dari Stephen Curry membuat kebanyakan Big Man harus bisa menembak 3 poin. Pada dasarnya, Big Man ditugaskan untuk scoring di dalam garis 3 poin karena memanfaatkan badannya yang besar sehingga lebih mudah untuk mendobrak ke dalam seperti Shaquille O’Neal yang memiliki berat hingga 179 Kilogram. Akan tetapi di era Stephen Curry, kebanyakan Big Man memilih untuk menembak 3 poin dibandingkan harus mendobrak ke dalam.

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *