Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap

Halo Observer, apakah Observer menyadari bahwa ternyata  menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey yang dilakukan pada tahun 2022,  15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental. Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., Sc.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang merupakan peneliti utama I-NAMHS menjelaskan bahwa hal ini akan menyebabkan para remaja dengan masalah atau gangguan mental akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena gejala gangguan mental yang ia miliki.

terapi1

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah

  • Gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh)
  • Gangguan depresi mayor
  • Gangguan perilaku
  • Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
  • Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD)

Fakta lain yang cukup menyedihkan adalah dari jumlah itu, baru 2,6% yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku. Sisanya melaporkan bahwa mereka tidak mencari bantuan karena lebih memilih untuk menangani sendiri masalah tersebut atau dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman. Padahal justru kadang masukan dari teman dan keluarga yang bukan ahli malah akan memperburuk keadaan.

Banyak hal yang membuat para penderita masalah dan gangguan mental malas untuk mengunjungi tenaga ahli. Seperti stigma yang beredar bahwa mereka yang melakukan konseling sudah pasti adalah orang “gila”  yang masih dianggap sangat tabu dan harus disembunyikan. Ada juga yang malas karena sulit percaya pada orang lain, atau tidak biasa membicarakan masalah dengan orang asing yang tidak dikenal. Selain itu beberapa merasa tidak memiliki waktu, tenaga dan uang untuk konsultasi.

Yang terakhir dan paling berbahaya adalah banyak yang merasa bahwa diri sendiri tidak membutuhkan pertolongan, padahal masalah mental dialami sudah seharusnya mendapatkan bantuan. Terlebih jika mereka merasa bahwa terapi tidak membantu menyembuhkan atau meringankan masalah yang dialami. Terapi malah hanya menimbulkan kelelahan dan memunculkan kenangan buruk karena mau tidak mau pasien harus menceritakan atau membicarakan hal-hal yang menyebabkan mereka mengalami masalah mental.

Terapi2

Mungkin ini yang memicu munculnya beberapa pendekatan baru di bidang perbaikan mental. Pendekatan baru ini menggunakan teknik-teknik yang memungkinkan pasien lebih mudah untuk menerima masalah yang dihadapi, dan kemudian mengolahnya karena sudah melewati body process terlebih dahulu.

Berikut adalah beberapa teknik  pendekatan yang bisa dijadikan alternative terapi biasa,

ACCESS BARS Therapy

Access Bars Therapy  adalah sebuah proses  untuk badan dan pikiran menjadi lebih rileks dan terbuka, dengan hanya menyentuh 32 titik yang berlokasi di daerah kepala dan leher. Terapi ini akan melepas elektromagnetik yang mempengaruhi perubahan  dan membuka pikiran yang tertutup, membuang semua pikiran-pikiran negative yang tidak perlu disimpan  sehingga alam bawah sadar kita akan lebih mudah menerima hal-hal baru yang berkaitan dengan keuangan, kesehatan, kebaikan, kreativitas, komunikasi, control, seksualitas, rasa bersyukur, hal – hal yang menyenangkan dan mimpi-mimpi. Pada akhirnya kita akan lebih bisa menerima masalah yang terjadi , dan bisa mencari atau menemukan sendiri solusi bagi masalah tersebut, tanpa harus berbicara terlalu banyak dengan terapis.

Terapi3

Terapi4

Seorang praktisi Access Bars theraphy ini pernah bilang, kalau diibaratkan proses pada komputer, Access Bars Theraphy ini adalah proses defragmentasi.

Bach Flower Remedies

Terapi metode Bach flower remedies (BFRs) dikembangkan sejak tahun 1930 an oleh seorang dokter dari Inggris , Dr Edward Bach. Bach mendedikasikan penelitiannya untuk menemukan 38 ramuan dari bunga-bungaan untuk penyembuhan  masalah emosional  secara holistik. Ada 7 masalah yang bisa diatasi dengan metode BFr ini, yaitu ketakutan, ketidak pastian, kehilangan minat terhadap hal yang terjadi, kesepian, reaksi berlebihan terhadap suatu hal, kesedihan dan rasa putus asa yang teramat sangat ataupun perhatian berlebihan terhadap suatu atau seseorang.

Terapi5

Setelah melakukan sedikit pembicaraan, maka setiap pasien akan mendapatkan ramuan yang sesuai dengan masalah yang dimilikinya. Ramuan ini dapat menstabilkan emosi berlebih , sehingga akan tercipta katalis atas emosi yang berlebih yang pada akhirnya akan menimbulkan keseimbangan emosi yang dimiliki sehingga tubuh akan lebih mudah melakukan proses penyembuhan sendiri.

Ramuan ini harus akan terus berubah sesuai dengan kemajuan yang terjadi pada pasien, sehingga pasien  memang harus secara berkala berkunjung.

Sound Healing Therapy

Sound Healing adalah terapi yang menggabungkan suara-suara dari beragam instrument yang berbeda sehingga akan menghasilkan energy yang akan menembus ke seluruh lapisan tubuh, menghadirkan pengalaman spiritual yang indah dan membangunkan kembali secara lembut dan indah rasa yang sudah lama tidak dirasakan oleh tubuh.

Terapi6

Integral Sound Healing efektif untuk memicu badan kita untuk menjadi lebih rileks, sehingga bisa menjadi penangkal bagi beberapa penyebab stress kronik sambil menyeimbangkan tubuh secara keseluruhan.

Biasanya Sound Therapy ini dilakukan di ruangan yang super tenang dan kedap, dengan menggunakan instrument seperti singing bowl, gong, drum , garpu tala dan alat tabuh lain dan dilakukan secara private, baik itu one on one ataupun couple therapy

Walaupun terapi-terapi ini bisa dibilang merupakan terapi alternative, namun tidak sembarang orang bisa melakukannya. Praktisi harus mengikuti pelatihan yang mendalam untuk melakukan praktik ini. Dan pada dasarnya setiap orang bisa mengikuti pelatihannya, tidak harus mereka yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi atau kedokteran.

Hal ini merupakan peluang yang mungkin bisa dimanfaatkan oleh Observer yang sedang tertarik untuk terjun ke dunia wellness dan kesehatan mental. Apalagi saat ini kesadaran akan kesehatan mental di masyarakat umum sudah meningkat.

Salah satu hal penting yang harus dipersiapkan tentu saja adalah lokasi atau tempat dimana kita akan membuka praktik. Untuk hal ini mungkin Observer bisa melirik Latinos Business District yang terletak di BSD City.

Terapi7

Latinos Business District ini cukup istimewa karena unitnya sendiri memiliki konsep dan layout yang unik Selain untuk tempat usaha, layout di Latinos Business District memungkinkan pemiliknya untuk memiliki living space atau private space yang nyaman. Atau private space ini bisa disulap untuk menjadi ruang terapi yang membutuhkan fitur lebih , seperti harus kedap suara atau malah harus bisa gelap sempurna.

Terapi8

Dan karena konsep hybrid ini konsep areanya juga berbeda , tidak seperti ruko pada umumnya yang berada di pinggir jalan raya, sehingga suasana hirup pikuk terasa sampai ke dalam unit, Latinos Business District ini konsepnya lebih mendekati konsep hunian, dengan one gate system namun dilengkapi juga oleh parking island untuk area parkir para tamu dan public outdoor area yang lebih menyerupai ruang duduk outdoor sehingga baik penghuni maupun pengunjung akan merasa lebih aman dan nyaman walaupun tetap ada traffic dari orang-orang yang berkunjung ke Latinos Business District. Intinya, walaupun tidak seprivate area hunian, namun Latinos Business District juga tidak hiruk pikuk seperti ruko-ruko pada umumnya.

Terapi9

Lokasinya juga berada di area yang sudah matang dalam artian sejauh 3 KM dari sini ada 6 giant Cluster, yaitu The Green, De Latinos, Pavilion, Sevilla, Taman Chrysant, Kencana Loka dan Griya Loka yang sudah dihuni oleh ribuan keluarga.

Terapi10

About Author

dk13

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *