Penulis: Andria Kencana| Editor: Ratna MU Harahap
Setelah perhelatan Paris Fashion Week yang lumayan banyak menimbulkan berita disana sini, saya baru memperhatikan memang belum terlalu banyak desainer Asia yang bisa mendunia. Dan ternyata para desainer Asia yang mendunia itu kebanyakan berdarah jepang. Siapa saja kah mereka?
Rei Kawabuko
Rei Kawakubo merupakan founder dari brand Comme des Garçons. Tampilannya yang edgy membuat ia tampak standout di dunia fashion. Desainnya sendiri terkenal artsy, kadang terlihat aneh dimata mereka yang melihat namun surprisingly sangat nyaman dipakai. Ciri khasnya adalah penggunaan warna hitam di seluruh desainnya, bahkan ia dianggap sebagai “penemu” warna hitam. Pilihan warna ini membuat para penggemar dan pemakai karyanya dijuluki “The Crows” lewat busananya, Kawakubo ingin mengangkat nilai feminin yang membebaskan wanita. Siluet busananya tidak pernah ‘membungkus’ tubuh perempuan untuk tampil sexy karena, Kawakubo ingin mengangkat nilai feminin yang membebaskan wanita. Bahkan nama “Comme des Garcons”, yang diambil dari lirik lagu karya penyanyi Prancis, Francois Hardy, yang memiliki arti “seperti anak laki-laki”.
Yohji Yamamoto
Yohji Yamamoto merupakan desainer yang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia high fashion. Ia berhasil memasukan nila estetika Jepang ke dalam keahliannya untuk menciptakan karya fashion yang unik dan inspiratif dan menjadi buruan para fashionista. Konsep rancangannya adalah membuat pakaian pria yang diperuntukan bagi wanita. Pendekatannya yang unik dan dinilai avant garde membuat ia diganjar dengan beragam penghargaan dalam bidang mode, salah satunya adalah Ordre des Arts et des Lettres (Order of Arts and Letters) dari Perancis, dan Master of Design Award dari Fashion Group International.Ia juga banyak melakukan kolaborasi dengan beragam brand, misal dengan Adidas dengan koleksi Y3 nya.
Issey Miyake
Salah satu yang berhasil menempatkan Issey Miyake ke jajaran desainer dunia adalah desain-desainnya yang banyak terinspirasi oleh teknologi. Ia memulai debutnya di dunia fashion dengan mendirikan Miyake Design Studio di tahun 1970. Issey Miyake selalu berusaha mencari metode baru untuk memproses tekstil. Desainnya yang spektakuler dengan pleats pertama kali dipakai oleh para penari ballet di Eropa. Ia juga merupakan nama dibalik desainer sweater turtle neck yang menjadi ciri khas dari Steve Jobs. Selain fashion, ia juga mengeluarkan parfum yang cukup iconic dengan desain botol yang unik
Walaupun sudah pensiun di tahun 1997, namun ia masih mengawasi desain-desain yang dikeluarkan oleh House of Issey Miyake.
Junya Watanabe
Karir Junya Watanabe dimulai ketika ia magang di Comme des Garcons langsung di bawah Rei Kawakubo setelah ia lulus dari Bunka Fashion College. Awalnya ia bekerja sebagai pembuat pola sampai akhirnya dipromosikan menjadi desainer untuk Comme Des Garçons Homme, line pakaiaan pria dari Comme des Garcon di akhir tahun 80’an. Tahun 1992 akhirnya ia meluncurkan brandnya sendiri. Junya Watanabe sendiri terkenal sebagai desainer yang inovatif dengan gaya futuristis yang membuat brand-brand besar seperti Supreme, Levis dan Converse tertarik untuk melakukan kolaborasi.
Kenzo Takada
Kenzo Takada merupakan founder dari brand Kenzo, yang memiliki beragam produk, mulai dari fashion, parfum sampai skincare. Kenzo Takada sendiri merupakan lulusan dari Bunka Fashion College. Di awal karir nya ia berjuang cukup keras karena sumberdaya yang dimilikinya terbatas. Biasanya ia berkeliling thrift store di Paris untuk mencari bahan-bahan yang terjangkau untuk menciptakan fashion yang penuh warna. Kerja kerasnya ini terbayar ketika pada tahun 1970 ia mendapat kesempatan untuk meluncurkan desainnya di atas catwalk dan membuka toko pertamanya. Sejak saat itu Kenzo Takada melesat maju di dunia fashion. Di tahun 1999 ia memutuskan untuk pension dari dunia fashion, dan brand nya dioperasikan oleh pihak ketiga. Kenzo Takada sendiri meninggal pada usia 81 tahun pada tanggal 4 Oktober 2020 akibat Covid 19 di American Hospital, di Neuilly-sur-Seine, Prancis
Ternyata memang walaupun sudah melanglang buana ke berbagai negara, desainer-desainer asal Jepang ini masih memegang nilai-nilai estetis Jepang yang terkenal dengan craftsmanship tingkat tinggi, digabungkan dengan pemikiran yang visioner dan kreatif sehingga berhasil menciptakan karya-karya yang dikenal bahkan diburu oleh para fashionista.
Karakter inilah yang saya temukan di Daikanyama, sebuah area komersial yang terletak di area The Zora BSD. Dari gambaran façade yang diberikan, sudah terlihat perbedaan yang cukup signifikan dari bangunan komersial lainnya. Daikanyama memiliki desain façade yang stylish dan elegan, terlihat didesain dengan serius sehingga enak dipandang.Kualitas bangunan juga tidak main-main, material yang digunakan semua berkualitas tinggi dari brand-brand yang sudah terkenal mutunya.
Bukan hanya façade yang menarik, Daikanyama juga memiliki layout yang fungsional. Lantai 1 & 2 bisa digunakan untuk berbagai kegiatan komersial, namun lantai 3 dipersiapkan menjadi tempat tinggal luas (luasnya 109m2),nyaman dan private. Hal yang jarang kita temukan di unit komersial lain. Bukan hanya privacy, para pemiliki Daikanyama juga memiliki kemewahan berupa area-area outdoor di setiap lantainya seperti backyard yang cukup luas di lantai dasar, balkon di lantai 2 dan masih ada area rooftop di atas lantai 3. Jadi walaupun kita tinggal di “ruko” tapi kita masih bisa punya halaman.
Tak salah kan kalau kita bilang Daikanyama ini adalah produk masterpiece, layaknya karya-karya adibusana para desainer asal Jepang.
Unit-unit yang istimewa ini pastinya akan berpengaruh pada lingkungan sekitarnya. Dalam bayangan saya, crowd yang akan datang dan berkumpul di area Daikanyama ini adalah mereka yang memiliki taste yang tinggi, namun berbeda. Lebih modis, edgy dan dinamis. Mungkin seperti crowd yang akan kita temui di event-event fashion seperti Paris Fashion Week.
Jadi sudah siapkah anda menjadi bagian dari komunitas Daikanyama?
Sumber:
